chatwithamelia.xyz - Kamila Valeiva merupakan atlet figure skating Rusia yang dikonfirmasi positif doping saat berkompetisi di Olimpiade Beijing 2022, diduga korban kejahatan tim Rusia.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) tetap memutuskan Kamila Valieva mentas di Olimpiade Beijing 2022 meskipun dinyatakan gagal dalam tes doping.
CAS juga menolak banding dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dan Persatuan Skating Internasional terkait sanksi larangan Kamila Valeiva berlaga.
Baca Juga: Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, dan Peraturan
Dipertandingan yang digelar pada Selasa (15/2/2022) Kamila Valeiva mencatatkan skor yang tak tersentuh dengan 82,16 dan memimpin perolehan poin.
Tangis Kamila pecah saat berada di dalam gelanggang di penampilan pertamanya, seiring klaim menohok dari pelatih Amerika Serikat, Adam Rippon.
Adam Rippon geram karena Kamila yang positif doping berpotensi meraih medali emas Olimpiade kedua pada Kamis (17/2/2022) waktu Beijing karena performanya.
Baca Juga: Profil Chico Wardoyo, Kapten Tim Putra Indonesia di BATC 2022 yang Kalahkan Unggulan Hong Kong
Mantan skater yang memenangi medali perunggu Olimpiade 2018 itu mengamuk, tak terima dan menyebut terdapat pelaku kekerasan anak di tim Rusia yang memanfaatkan Kamila.
"Ini mengejutkan dan mengecewakan.Saya tidak berpikir pernah dalam sejarah Olimpiade seseorang dengan tes positif diizinkan untuk bersaing," ucap Adam dikutip dari The Sun.
"Saya pikir itu merusak integritas Olimpiade. Banyak orang di rumah dibiarkan menggaruk-garuk kepala, mengetahui bahwa ada seseorang dengan tes positif.
Baca Juga: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Bisa Menyusul Pratama Arhan ke Jepang
"Selain itu, hati kami semua hancur bahwa ini adalah seorang gadis berusia 15 tahun. Rasanya seperti dia dimanfaatkan dan diberi obat ini yang dia tidak punya urusan.
"Doping tidak termasuk dalam kompetisi Olimpiade. Penipu kotor, dan kami mengakomodasi mereka. Saya tidak tahu bagaimana Olimpiade pulih dari ini.
"Apa yang dikatakan adalah bahwa tim di sekitarnya adalah pelaku kekerasan anak. Satu-satunya hal yang mereka pedulikan adalah kinerja.
Baca Juga: Bek Kiri Saingan Pratama Arhan di Tokyo Verdy, Ada Pemain Senior
"Dan bukan kesehatan dan kesejahteraan atlet mereka. Mereka adalah pabrik yang memompa anak-anak yang bisa bersaing, sampai titik tertentu.
"Rasanya pelatih yang terlibat dalam program putri sama sekali bukan pelatih, tetapi pelatih anjing, mereka menjalankan sirkus.
"Mereka seharusnya tidak berada di sini di Olimpiade. Mereka badut." imbuhnya.
Menurut laporan yang sama, jika Valeiva berada di posisi tiga besar dari kontes perorangan, maka upacara pemberian medali di podium ditiadakan.
Meski demikian, Kamila Valeiva mengaku senang sudah diijinkan ikut serta dalam perhelatan Olimpiade Beijing 2022.
Ia berhadap bisa memberi yang terbaik untuk negaranya, ia berterima kasih atas dukungan yang sudah diberikan padanya.
"Tentu saya senang untuk mengambil bagian dalam Olimpiade. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mewakili negara kita. Saya mendengar begitu banyak harapan baik," ucap Kamila.
"Saya pernah melihat bahwa di Moskow bahkan ada papan reklame yang bertuliskan 'Kamila, kami bersamamu'. Itu sangat bagus.
"Sangat menyenangkan, dukungan ini sangat penting bagi saya di masa sulit ini. Saya pikir saya sendirian tetapi teman dan keluarga terdekat saya tidak akan pernah meninggalkan saya." imbuhnya.
(Kontributor: Eko Isdiyanto)