chatwithamelia.xyz - Setelah memberikan drama, emas, dan inspirasi dari penampilan legendaris mereka di Olimpiade, lima bintang olahraga ini diperkirakan akan meninggalkan panggung Olimpiade untuk selamanya.
Para bintang ini merupakan yang terbaik di cabang olahraganya masing-masing, mulai dari atletik, senam, tenis, renang, hingga bola basket.
Beberapa atlet ini mungkin patut dicantumkan julukan GOAT, Greatest of All Time, atau yang terbaik sepanjang masa. Jika pun tidak, mereka adalah olahragawan kelas atas yang mampu menjaga performa secara konsisten di level tertinggi dalam beberapa masa.
Berikut lima bintang olahraga yang berencana pensiun dari Olimpiade:
1. Andy Murray
Legenda tenis Inggris, Andy Murray, menolak memutuskan untuk pensiun dengan cara yang nyaman di Olimpiade Paris. Biasanya, para bintang olahragawan mengumumkan pensiun ketika dia memenangi gelar juara atua mencapai pencapaian besar.
Namun di usianya yang ke-37 tahun dan dihantui cedera, Murray mengumumkan bahwa Olimpiade ini akan menjadi penampilan terakhirnya di lapangan, di tengah-tengah sengitnya kompetisi.
Akan tetapi dia menunjukkan semangat pantang menyerah dalam pertandingan ganda putra melawan Jepang, menyelamatkan lima match point dan akhirnya memenangkan tie-break yang menegangkan. Meski akhirnya tersingkir di babak kedua oleh tim Amerika Serikat, Murray puas dengan penampilannya.
"Saya benar-benar bahagia saat ini. Saya senang dengan bagaimana semuanya berakhir," ujar Murray, yang terkenal dengan kemenangannya di Wimbledon dan dua medali emas Olimpiade, seperti dikutip dari AFP.
Dengan gaya khasnya, Murray menulis di X beberapa jam setelah pertandingan: "Tidak pernah suka tenis, kok."
2. Shelly-Ann Fraser-Pryce
Pelari Jamaika berusia 37 tahun ini sudah mengumumkan bahwa Paris akan menjadi "perpisahan terakhirnya". Setelah meraih delapan medali Olimpiade, termasuk tiga emas, Fraser-Pryce berharap menutup kariernya dengan catatan manis.
Namun, pengalaman di Paris tidak sesuai harapan. Setelah berhasil lolos dari babak penyisihan 100 meter dengan catatan waktu 10,92 detik, dia tidak muncul di babak semifinal karena cedera saat pemanasan.
"Sulit bagi saya menemukan kata-kata untuk menggambarkan kekecewaan saya," katanya di Instagram, mengungkapkan rasa terima kasih kepada para penggemar yang selalu mendukungnya.
3. Adam Peaty
Perenang andalan Inggris, Adam Peaty, yang selalu menjadi harapan emas sejak debutnya di tahun 2014, merasakan kegetiran di Olimpiade Paris. Setelah meraih emas di Rio dan Tokyo, Peaty berharap menambah koleksi medalinya.
Namun, di final 100 meter gaya dada, dia hanya meraih perak, kalah tipis dua per seratus detik dari juara asal Italia, Nicolo Martinenghi. Meski demikian, Peaty yang telah berjuang melawan masalah kesehatan mental dan depresi, tetap tersenyum dan memeluk putranya yang berusia tiga tahun. Meskipun tidak meraih podium di nomor estafet 4x100 meter gaya campuran, Peaty tetap bangga dengan pencapaiannya.
4. Simone Biles
Apakah para penggemar olahraga telah melihat penampilan terakhir dari Simone Biles, yang dianggap sebagai pesenam terhebat sepanjang masa? Olimpiade Paris disebut sebagai "tur penebusan" setelah Biles mengalami "Twisties" di Tokyo dan terpuruk.
Di Paris, Biles tidak mengecewakan, meraih emas di nomor all-around, tim, dan lompat, dengan versi spektakuler dari Yurchenko double pike, yang kini dikenal sebagai Biles II.
Namun, di usia 27 tahun, dia tampak kelelahan pada hari terakhir kompetisi, hanya meraih perak di lantai setelah tersandung di balok keseimbangan.
"Saya telah mencapai lebih dari mimpi liar saya, tidak hanya di Olimpiade ini tetapi juga di olahraga ini," kata Biles, yang memiliki 41 medali dunia dan Olimpiade, 30 di antaranya emas.
Tetapi, apakah daya tarik Olimpiade di kampung halamannya pada tahun 2028 terlalu menggoda untuk dilewatkan? "Jangan pernah bilang tidak," jawab Biles.
5. LeBron James
Pencetak poin terbanyak sepanjang masa NBA, LeBron James, mengamankan medali emas Olimpiade ketiganya bersama Timnas Amerika Serikat dalam kemenangan 98-87 melawan Prancis.
James mengungkapkan bahwa pencapaian kali ini terasa paling istimewa. "Ini adalah momen besar bagi bola basket AS," ujar James seperti dikutip dari AFP.
"Saya merasa sangat rendah hati bahwa saya masih bisa bermain di level tinggi, bermain dengan 11 pemain hebat lainnya, dan staf pelatih yang luar biasa untuk mewakili negara kami."
Bintang Los Angeles Lakers ini pertama kali meraih medali Olimpiade dengan medali perunggu di Athena 2004 sebagai pemain muda. Empat tahun kemudian, ia menjadi bagian dari "Redeem Team" yang meraih emas di Beijing 2008 dan kembali meraih emas di London 2012. Namun, Olimpiade Paris 2024 ini menjadi penampilannya yang pertama setelah London.
Meski tinggal dan bermain di Los Angeles untuk Lakers, James akan berusia 43 tahun ketika Olimpiade digelar di California pada 2028. "Saya tidak melihat diri saya bermain di LA (pada 2028). Meskipun sebelumnya saya juga tidak melihat diri saya bermain di Paris. Tapi empat tahun dari sekarang, saya tidak melihat itu terjadi," kata James, yang kemungkinan besar akan mengakhiri karier Olimpiadenya dengan tiga medali emas.
Dengan potensi pensiunnya para bintang ini dari Olimpiade, dunia olahraga akan kehilangan beberapa atlet paling ikonik dalam sejarah, tetapi kenangan emas mereka akan selalu terukir dalam ingatan.
(Antara)