chatwithamelia.xyz - Sebuah insiden tak terduga terjadi pada laga antara Prancis kontra Kroasia di final Piala Dunia 2018, Minggu (15/7/2018). Tiba-tiba ada gerombolan anak yang masuk lapangan ketika Luka Modric cs membangun serangan dan mengganggu jalannya pertandingan.
Dihelat di Luzhniki Stadium, insiden tersebut terjadi pada menit ke-53, saat Kroasia tengah tertinggal 1-2 dari Les Blues.
Saat itu, Luka Modric dan kolega tengah melakukan serangan balik. Namun, tiba-tiba beberapa orang memasuki lapangan. Keempatnya mengenakan celana panjang hitam dengan kemeja putih dan berdasi hitam muncul dari belakang gawang kiper Prancis, Hugo Lloris.
Laga pun sempat dihentikan sejenak oleh wasit Néstor Pitana.
Usai insiden tersebut, kelompok protes Rusia dan Pussy Riot mengklaim bertanggungjawab atas empat orang yang berlari ke lapangan yang mengganggu final Piala Dunia 2018.
"Halo semuanya dari lapangan Luzhniki, keren di sini!," tulis Twitter Pussy Riot.
Pussy Riot sendiri adalah grup musik punk rock wanita yang anti pemerintah Rusia. Ia bahkan mengeluarkan daftar tuntutan kepada pemerintahan Rusia di Twitter, seperti permintaan membebaskan tahanan politik, mengakhiri penangkapan ilegal, dan memungkinkan persaingan politik yang fair.
Pussy Riot sendiri menjadi terkenal secara global dengan aksinya yang menantang Presiden Rusia, Vladimir Putin.
NEWS FLASH! Just a few minutes ago four Pussy Riot members performed in the FIFA World Cup final match — ”Policeman enters the Game”https://t.co/3jUi5rC8hh pic.twitter.com/W8Up9TTKMA
— (@pussyrrriot) July 15, 2018
Pada pertandingan final Piala Dunia 2018 pun diakhiri dengan kemenangan 4-2 Kroasia atas Prancis. Masing-masing skuat Les Blues berhasil diciptakan oleh gol bunuh diri Mario Mandzukic pada menit ke-18, Antoine Griezmann (38'), Paul Pogba (59'), dan Kylian Mbappe (65'). Sementara gol Kroasia lahir dari Ivan Perisic (28') dan Mario Mandzukic (69').