chatwithamelia.xyz - Pemerintah China benar-benar dibuat geram soal kicauan Mesut Ozil terkait konflik etnis Uighur di Xinjiang. Menurut mereka, gelandang Arsenal itu telah dibutakan oleh berita-berita palsu yang memberitakan adanya penindasan di sana.
Untuk membuktikan bahwa berita itu tindak benar, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang sampai-sampai bersedia mengundang Ozil untuk berkunjung ke Xinjiang. Tujuannya agar bisa membedakan mana yang benar dan salah.
"Ia (Ozil) tidak tahu bahwa pemerintah China melindungi warga China, termasuk kebebasan beragama warga Uighur, sesuai dengan hukum," kata Shuang dalam jumpa pers, seperti dikutip dari CNN International.
Baca Juga: Hasil Undian Babak 32 Besar Liga Europa, Laga Mudah Arsenal dan Inter
''Saya dapat mengatakan kepadanya bahwa Xinjiang China saat ini menikmati stabilitas politik, pembangunan ekonomi, persatuan nasional, keharmonisan sosial dan orang-orang hidup serta bekerja dalam damai,'' imbuhnya.
Usut punya usut, akar persoalan yang diutarakan Ozil bermula dari pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) bahwa selama dua setengah tahun terakhir, China telah menahan hingga 2 juta warga Uighur, yang mayoritas adalah Muslim.
Sebagai buntut komentar Ozil, pemerintah China sampai-sampai memboikot siaran pertandingan Liga Primer Inggris antara Arsenal melawan Manchester City pada Minggu (15/12/2019). Laga itu sendiri berakhir dengan kekalahan The Gunners dengan skor 0-3.
Baca Juga: Hasil Undian 16 Besar Liga Champions, Segudang Laga Big Match
Sebelumnya, Ozil menuliskan kritikan soal Uighur. Melalui unggahan di Twitter dan Instagramnya, ia mengatakan '(Di China) Al-Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah-sekolah teologi Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama dibunuh satu per satu. Meski begitu demikian, umat Islam tetap diam'.