chatwithamelia.xyz - Piala Presiden adalah hiburan dengan strategi berbasis kerakyatan, dari dan untuk rakyat. Nilai-nilai yang telah dipegang selama lima edisi sebelumnya itu pun tetap terpatri di edisi keenamnya, Piala Presiden 2024.
Sebagai hiburan rakyat. Ini memang yang menjadi pedoman utama turnamen yang dilahirkan Presiden Joko Widodo saat masyarakat Indonesia tak bisa berkompetisi sepakbola karena sanksi FIFA pada 2015 itu. Kesuksesan edisi perdana itu pun kemudian dilanjutkan dan Piala Presiden dan kian berkembang fungsinya sebagai turnamen pramusim. Sebuah ajang persiapan bagi klub-klub yang akan berkompetisi nantinya.
Gelaran pembukaan Piala Presiden 2024 di Stadion Si Jalak Harupat lalu cukup mencerminkan bahwa turnamen ini akan berjalan menghibur rakyat secara keseluruhan. Bukan semata masyarakat sepakbola.
Baca Juga: Persib Bandung Luncurkan Program Membersib
Hal itu terlihat dari 200 lebih seniman di lapangan yang terdiri dari terdiri dari 30 personel rampak kendang, 100 penari jaipong, 50 penari kipas, 20 penari cepot dan para penyanti nasional. Jumlah 200 lebih ini setidaknya melambangkan jumlah penduduk Indonesia yang sudah lebih dari 200 juta jiwa.
Tarian tradisional dikolaborasikan dengan lagu-lagu daerah dan lagu-lagu kebangsaan menjadi sebuah karya pagelaran apik yang bernuansa kebhinekaan. Ini sangat Indonesia sekali.
Cerminan selanjutnya dari hiburan rakyat saat opening ini adalah pertandingan antara 6 pemain veteran Persib Bandung dan Timnas Indonesia seperti Markus Horison, Robby Darwis, Atep, Zaenal Arief, hingga Yaris Riadi melawan 63 anak-anak. Jumlah 6 mewakili edisi keenam Piala Presiden, sementara 63 mewakili usia Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Dapatkan Tiketnya dan Berikan Dukungan Terbaik di Pesta Rakyat Persib
Pertandingan keduanya pun cerminan dari Piala Presiden 2024 ini. Tepatnya, hiburan nan penuh strategi.
Kedua tim (karena bukan kedua kesebelasan), sama-sama adu strategi saat turun minum. Berkaca dari babak pertama yang tanpa gol, kedua tim pun menyusun siasat nan cerdik.
Dari tim 6 Legenda, mereka akhirnya menggunakan taktik bola udara untuk membobol gawang anak-anak ini. Demi tak mau malu melawan anak-anak, Zaenal Arief harus meminta bola atas dan sundulan untuk memanfaatkan kelemahan lawannya yang tingginya hanya sepinggang dirinya itu.
Baca Juga: Menyambut Musim 2024/2025 Persib Bandung Gelar Pesta Rakyat
Sedangkan di sisi 63 anak-anak, mereka memanfaatkan kekuatan jumlahnya dan membagi pemain saat menyerang. Sebagian menjatuhkan dan memegangi Markus Horison, sebagian memasukkan bola ke gawang yang tak berpenjaga.
Keduanya sah-sah saja, sama-sama menghibur. Pun dengan Piala Presiden 2024 ini, sebuah hiburan seluruh rakyat dan bukan hiburan bagi sang tuan rumah semata. Buktinya, tak ada tuan rumah grup yang lolos ke babak berikutnya dan tuan rumah final pun tak lolos ke final.
Lalu, finalnya antara wakil pulau Jawa dan wakil pulau Kalimantan. Sebentar, apakah ini cerminan pindahnya Ibu Kota Negara juga?
Baca Juga: Update Terkini Kondisi Welber Jardim Jelang Lawan Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024