chatwithamelia.xyz - Kiper Tottenham Hotspur, Hugo Lloris terbukti bersalah karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk. Namun, tahukah kamu siapa saja pesepak bola top dunia yang kerap mabuk-mabukan?
Hugo Lloris terbukti bersalah setelah kepergok mabuk saat mengemudi. Tak hanya itu, Lloris ketika itu diketahui tengah berkendara dengan kecepatan 15km/jam di zona 30km/jam.
Saat diberhentikan polisi, ia ditemukan di dalam mobil bersama satu penumpang lainnya. Hakim Amanda Barron pun menyebut kasus Lloris merupakan pelanggaran yang sangat serius.
Baca Juga: John Terry Klarifikasi Rumor yang Beredar tentang Dirinya
Kiper Timnas Prancis itu pun oleh Pengadilan Inggris dijatuhi hukuman denda 50.000 poundsterling atau sekitar Rp962 juta. Selain denda, Lloris juga dilarang mengemudi selama 20 bulan.
''Dalam kasus pelanggaran tersebut, Lloris bukan hanya mempertaruhkan nyawanya. Dia juga membahayakan nyawa penumpangnya. Sebuah keberuntungan dia tidak menabrak kendaraan lain atau pejalan kaki di pusat Kota London,'' kata Barron dikutip Sky Sports.
Dalam sejarah, tidak sedikit pesepak bola yang kecanduan alkohol. Berikut ini chatwithamelia.xyz mengulas deretan pemain terkenal yang suka mabuk.
Baca Juga: Pep Guardiola Ingin Kembali ke Barcelona di Akhir Karier
1. George Best
George Best merupakan pesepak bola asal Irlandia Utara yang memiliki catatan karier cemerlang bersama Manchester United pada 1960-1974. Di Old Trafford, ia pernah mempersembahlan gelar bergengsi Piala Eropa I (Liga Champions) pada 1968.
Namun, di balik prestasi apik, Best dikenal sebagai pemain yang doyan dengan kehidupan malam di Manchester. Ia gemar mabuk dan wanita penghibur.
Baca Juga: 5 Fakta Penting Jelang Laga Bigmatch Persib vs Arema FC
Alhasil, kebiasaan itu membuat dirinya menjalani transplantasi hati pada 2002. Tetapi hal tersebut tak membuat dirinya kapok untuk berhenti, ia kembali mabuk setelah sembuh.
Best meninggal pada 2005 saat usianya menginjak 59 tahun. Ia mengalami sejumlah infeksi pada organ tubuh.
Baca Juga: Paulo Dybala Segera Tinggalkan Juventus
Paul Gascoigne merupakan salah satu pesepak bola berbakat Inggris pada era 1980-1990an. Ia pernah bermain untuk Newcastle United dan Tottenham Hotspur.
Sayangnya bakat tersebut tak dimanfaatkan dengan baik, Gascoigne malah kerap melakukan beberapa kegiatan negatif seperti judi, narkoba, dan pecandu alkohol.
Kebiasaannya itu menyebabkan sejumlah insiden hingga hampir bunuh diri. Namun, ia berhasil bertahan hingga usianya kini 51 tahun.
3. Tony Adams
Tony Adams adalah bek tangguh Arsenal dan Timnas Inggris pada 1983-2002. Selain jago menjaga daerah pertahanan, pecandu alkohol juga dilekatkan untuk dirinya.
Tak hanya itu, pada 1990, Tony Adams kerap terlibat banyak perkelahian di bar dan insiden lainnya. Saking liarnya, ia sempat dipenjara selama empat bulan karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Namun, enam tahun kemudian ia tersadar dan mulai memperbaiki kualitas hidup dirinya. Bahkan ia mendirikan tempat rehabilitas untuk olahragawan yang kecanduan alkohol.
Legenda Argentina satu ini bisa dibilang sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah karena berbagai prestasinya. Namun, tak sedikit pula catatan negatif tentang dirinya di luar lapangan.
Maradona mengaku sebagai pecandu beraty alkohol. hal tersebut ia ungkapkan di dalam autobiografinya.
Kendati demikian, prestasi Maradona di atas lapangan hijau tak bisa ragukan lagi. Ia pernah mempersembahkan dua gelar Serie A untuk Lazio pada 1986/1987 dan 1989/1990 dan satu trofi Piala Dunia 1986 untuk Argentina.
5. Adriano
Adriano disebut sebagai salah satu bakat terbaik Brasil yang pernah ada. Ia diklaim memiliki potensi untuk mengikuti jejak Ronaldo Nazario dan Romario karena unggul dalam segi kecepatan, teknik, postur tubuh dan lain-lain.
Ia telah merasakan berbagai kesuksesan karier saat membela Inter Milan, di mmana ia mampu memenangi tiga gelar Serie A pada 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, dan 2008/2009 dan Coppa Italia pada 2005 dan 2006.
Di leven tim nasional Brasil, ia menunjukan ketajamannya dengan koleksi 27 gol dari 48 pertandingan dan mampu mengantarkan skuat Selecao memenangi Copa America 2004.
Namun, karena keadaan internal keluarga membuat dirinya mengalami kemunduran karier. Ayah Adriano meninggal dunia, hal itu membuat dirinya depresi dan akhirnya suka mabuk-mabukan demi menenangkan pikiran.