Suara.com - Liliyana Natsir bersyukur bisa terpilih sebagai pebulutangkis putri terbaik dalam satu dekade terakhir versi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Meski telah gantung raket pada 2018, eks partner Tontowi Ahmad ini nyatanya masih mampu mengharumkan nama Indonesia.
BWF mendapuk Butet--sapaan akrab Liliyana--sebagai pebulutangkis putri terbaik sedekade setelah melakukan pemungutan suara atau voting lewat Twitter @BWFMedia.
Di tahap terakhir, Liliyana mampu mengalahkan pebulutangkis tunggal putri China Taipei yang kekinian masih aktif bertanding, yakni Tai Tzu Ying.
Baca Juga: Dampak Pandemi, Melati Daeva Prediksi Persaingan Tahun Depan Makin Ketat
Hasil voting menunjukkan mantan pebulutangkis spesialis ganda campuran itu sebagai atlet putri terbaik dalam satu dekade terakhir.
Dia mendapat suara 69,4 persen, berbanding 30,6 persen yang diraih Tai Tzu Ying.
Lewat Instagram, Butet mengaku bersyukur bisa mendapat penghargaan tersebut. Dia pun berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya.
"Thank god and thank you to all my friends who chose me, you guys amazing (Terima kasih Tuhan dan terima kasih untuk semua teman saya yang memilih saya, kalian luar biasa)," tulis Liliyana lewat Instagram Stories.
Selama aktif bertanding, Liliyana dikenal sebagai salah satu atlet putri dengan kemampuan di atas rata-rata untuk sektor ganda campuran.
Baca Juga: Piala Thomas dan Uber 2020 Ditunda, Petinggi BWF Didesak Mundur
Pernyataan itu tak berlebihan apabila melihat deretan prestasi yang diraih eks pebulutangkis kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 1985 silam tersebut.
Butet tercatat berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro bersama Tontowi Ahmad. Hasil itu membuatnya sukses menyamai pencapaian Susy Susanti sebagai satu-satunya atlet putri Indonesia peraih medali emas Olimpiade.
Selain Olimpiade, Butet juga meraih sederet prestasi bergengsi di ajang besar lain, sebut saja Kejuaraan Dunia di mana dia merebutnya empat kali (2005, 2007, 2013, 2017).