chatwithamelia.xyz - Paulo Dybala menjadi pahlawan bagi Juventus saat menjamu Frosinone, Sabtu (16/2/2019) dini hari tadi. Ia mencetak gol pembuka untuk kemenangan 3-0 Juventus atas tamunya.
Sumbangan satu gol itu sudah pasti terasa spesial bagi Dybala. Sebab, sebiji golnya itu sekaligus memutus masa pacekliknya sejak November tahun lalu.
Saat ini, penyerang Timnas Argentina itu sudah mengemas delapan gol dari 29 penampilannya di semua kompetisi bersama Si Nyonya Tua musim ini.
Baca Juga: Heboh, Wanita Cantik di Liga Argentina Masuk ke Lapangan dengan Telanjang
Meski tak seproduktif musim lalu, Dybala tetap pemain yang penting bagi Massimiliano Allegri. Ia bahkan memberikan pujiannya pada pemain berusia 25 tahun itu atas keberhasilannya kembali mencetak gol.
Nah, buat kamu yang masih terbayang-bayang dengan aksi Dybala dini hari tadi. Bolatimes punya catatan terkait doi yang mungkin belum banyak kamu tahu.
Ini 8 hal menarik seputar sosok Paulo Dybala yang baru saja akhiri masa pacekliknya di musim ini.
Baca Juga: Tendangan Bebas Berakhir Kocak, Ivan Perisic Dibully Netizen
Cetak satu gol tiap laga
Uang senilai 40 juta euro atau sekitar Rp 637 miliar yang dikeluarkan Juventus untuk memboyong Paulo Dybala dari Palermo tampaknya sepadan dengan apa yang dihasilkan.
Sejak pindah ke Turin pada 2015 silam, Dybala tercatat kerap mencetak gol dengan rata-rata satu gol dalam satu pertandingan.
Baca Juga: Paulo Dybala Pecah Telor, Allegri Sampaikan Pujian Manis
Penampilannya nan impresif itu pun sukses membawa Juventus meraih scudetto tiga kali beruntun sejak debutnya bersama si Nyonya Tua.
Lantaran penampilannya nan ciamik itu namanya sempat digadang sebagai penerus alami dari Lionel Messi serta Sergio Aguero di Timnas Argentina.
Nama lain Dybala adalah Joya
Baca Juga: VIDEO: Baru 14 Detik, Gelandang Bayern Munchen Cetak Gol Bunuh Diri
Julukan Dybala adalah Joya. Ini bahasa Spanyol untuk 'sukacita'.
Tetapi mantan rekan setimnya di Juventus, Paul Pogba memiliki satu julukan lagi untuknya.
"Aku memanggil Dybala 'Square R2'," katanya.
"Itu merupakan kombinasi yang kamu tekan pada stick PlayStation untuk berbalik dan menembak. Saya selalu mendapat skor seperti itu saat memainkan game memakai Juventus, " ungkapnya seperti dikutip dari The Sun.
Tolak rayuan Antonio Conte berseragam Italia
Merunut garis keturunan sang kakek neneknya, Dybala ternyata memiliki darah Polandia dan Italia. Berkat itu, Dybala punya kans bermain di Timnas Polandia ataupun bersama Gli Azzurri.
Antonio Conte bahkan pernah membujuknya untuk masuk skuat Italia saat masih menjabat sebagai manajer Timnas Italia. Namun Dybala menolak dan lebih memilih bermain untuk tanah kelahirannya, Argentina.
"Saya diminta bermain untuk Italia ketika saya berusia 19 tahun. Itu adalah suatu kehormatan besar tetapi saya harus menolak tawaran itu karena saya orang Argentina itu akan seperti menipu saya," katanya.
Dedikasikan seluruh gol untuk sang ayah
Ayah Dybala, Adolfo, meninggal karena kanker usus pada 2008 ketika Paulo baru berusia 15 tahun. Klubnya saat itu, Institute di Cordoba, memberinya enam bulan cuti untuk berkabung. Tetapi itu serpertinya tidak cukup.
"Kematiannya adalah rasa sakit yang luar biasa bagiku," katanya.
"Dalam bulan-bulan menjelang kematiannya, saya tidak bisa lagi makan dan bernafsu untuk lain halnya ... jadi tim membiarkan saya kembali ke rumah sebentar untuk berkabung," ungkapnya.
"Tetapi enam bulan tidak cukup bagi saya dan saya hampir berhenti dari sepakbola. Saya selalu berpikir tentang dia dan mendedikasikan semua tujuan saya kepadanya," akunya.
Selebrasi Dybala ternyata meniru topeng gladiator
Dybala seringkali melakukan selebrasi dengan menempatkan ibu jari dan telunjuknya di wajah setiap kali mencetak gol untuk Juventus.
Nah, selebrasi itu namanya Dybalamask atau topeng Dybala. Gaya selebrasi itu diadopsi dari wujud topeng gladiator.
"Ini topeng seorang gladiator," katanya.
"Ketika kita berjuang, terkadang kita harus memakai topeng prajurit kita untuk menjadi lebih kuat, tanpa kehilangan senyum dan kebaikan kita!" tegasnya.
"Topeng itu berasal dari Gladiator, sebuah film yang harus kulihat 30 kali. Dalam hidup, kamu harus bangkit dan bertarung," imbuhnya.
Pakai nomor Andrea Pirlo
Selama bermain di klub lokalnya hingga ke Palermo, Dybala senantiasa mengenakan jersey dengan nomor punggung 9.
Tetapi saat bergabung dengan Juventus pada 2015 silam, nomor tersebut ternyata sudah dikenakan oleh Alvaro Morata yang kini baru saja pindah dari Chelsea ke Atletico Madrid.
Beruntung baginya, gelandang cerdas, Andrea Pirlo saat itu baru saja meninggalkan Turin dan menanggalkan jersey nomor 21 miliknya. Dybala pun kemudian mendapat kepercayaan untuk mengenakan nomor punggung sang idola.
"Itu adalah ujian karena aku ingin menguji diriku sendiri terhadap bobot angka yang mewakili begitu banyak hal di sini." katanya.
Dibohongi Gatusso
Dybala memiliki lebih dari 300 jersey pemain penting dari tim-tim yang pernah dilawannya. Beberapa disimpan di Italia dan sebagian dipajang di negara asalnya, Argentina.
Di antara koleksi yang dimiliki yakni jersey milik Francesco Totti hingga Lionel Messi. Nah tapi satu jersey yang nyatanya belum kesampaian dimiliki hingga kini, yakni milik legenda Brasil Ronaldinho.
"Jersey yang hingga kini paling saya inginkan adalah milik Ronaldinho. Suatu hari Gennaro Gattuso berjanji kepada saya bahwa dia akan memanggilnya untuk memintakan jerseynya untuk saya, karena dia bermain dengannya, tetapi itu tidak terjadi, "katanya.
Kaki kiri Dybala dahsyat
pembuka yang dilesakkan Dybala ke gawang Frosinone dini hari tadi melesat begitu indah. jarak jauh itu tercipta dari kaki kirinya.
Ya, Dybala memang dikenal memiliki kaki kiri nan dahsyat. Beberapa kali ia melesatkan gol lewat tendangan jarak jauh melalui kaki kirinya itu.
Sayangnya kemampuan itu sempat tak mampu diimbangi oleh kaki kanannya.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan itu, Dybala pun berusaha keras untuk mengolah kaki kanannya agar sedahsyat kaki kirinya.
Dia mengatakan kepada publikasi Italia Il Venerdi: "Saya kidal, saya bahkan menyikat gigi dengan tangan kiri. Jadi saya mengambil pena setiap hari dan saya mencoba menulis, tetapi dengan kaki kanan saya," ungkapnya.
"Saya menempatkan pena di antara jempol kaki saya. Saya benar-benar berusaha keras hingga nyaris stres untuk memoles kemampuan dan kepekaan kaki kanan saya," tandasnya.