chatwithamelia.xyz - Paul Scholes menjadi salah satu legenda Manchester United yang sangat disegani lawan dan kawan, meskipun ada satu momen konyol yang membuat orang mengerutkan dahi.
Pada jamannya, Paul Scholes merupakan pemain andalan Sir Alex Ferguson di Manchester United yang terkenal tak takut melanggar aturan.
Sebanyak 97 kartu kuning dan empat kartu merah di Liga Inggris sudah dikoleksi, menekel lawan merupakan hal yang paling disukai Paul Scholes.
Hal itu bahkan diakui sang pemain dalam sebuah wawancara pada tahun 2011 silam, menurut Paul Scholes ia adalah pemain yang lihai dalam melakukan tekel.
Kebrutalan Scholes di atas lapangan bahkan mendapat pengakuan manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger yang menyebut sang pemain sebagai sosok bedigasan.
Menurutnya, Scholes adalah pemain nakal yang brutal dalam melakukan pelanggaran dan merupakan pemain dengan sedikit sisi gelap dalam dirinya.
"Siapa yang tidak menginginkan pemain berkualitas seperti Paul Scholes di timnya? Tapi, tanyakan kepada saya apakah dia pemain yang adil, saya katakan tidak," ucap Wenger.
"Saya minta maaf, bagi saya, dia tidak adil. Ada sedikit sisi gelap dalam dirinya. Saya tidak suka beberapa hal yang dia lakukan.
"Bukan karena Anda tiba-tiba menjadi lebih tua, sehingga Anda menjadi orang suci," imbuhnya.
Tak hanya itu, Scholes bahkan merupakan pemain yang pernah membuat kekonyolan saat bertanding di atas lapangan hingga berujung kartu merah.
Momen ini dialami Scholes di ajang Piala Super Eropa, duel Manchester United melawan Zenit St Petersburg, tepat saat Setan Merah tertinggal 2-1.
Alih-alih mencetak gol lewat sepakan roket seperti yang biasa dilakukannya, Scholes memilih cara lain dengan mengundi nasib lewat percobaan sundulan.
Meskipun yang terjadi malah munculnya gol tangan Tuhan milik Maradona versi Scholes, meskipun para pemain lain mencoba berakting normal.
Akan tetapi Scholes tak mampu menunjukkan kekesalannya setelah mencetak gol dengan cara tak wajar hingga membuatnya harus menerima kartu kuning kedua.
Kekesalan yang masih terlihat saat sang pemain berjalan ke luar lapangan, meninggalkan teman-temannya yang masih berjuang dalam keadaan tertinggal dan akan kalah.
Sir Alex Ferguson yang melihat itu mencoba untuk memahami kondisi yang terjadi, meskipun tak menampik bahwa perasaannya juga seolah tak terima dengan itu.