chatwithamelia.xyz - Eks juru taktik interim Manchester United Ralf Rangnick buka suara terkait ejekan Cristiano Ronaldo yang menganggapnya bukan seorang pelatih saat menangani Manchester United.
Cristiano Ronaldo memberikan pernyataan eksplosif dengan menyerang manajemen, petinggi, pelatih hingga mantan rekan setimnya di Manchester United. Ralf Rangnick pun ikut disindir.
Dalam wawancara kontroversial dengan jurnalis Inggris Piers Morgan, CR7 menyebut Ralf Rangnick bukan seorang pelatih ketika menggantikan Ole Gunnar Solskjaer yang dipecat akhir musim lalu.
Menurut Cristiano Ronaldo, keputusan Manchester United menunjuk Ralf Rangnick sebagai pelatih interim membingungkan lantaran dia menilai juru taktik asal Jerman itu tak cocok mengisi jabatan yang ada.
Bukan sebab, Ronaldo yang mengaku tidak mengenal sosok Ralf Rangnick menyebut pria yang kini menukangi Timnas Austria itu sudah begitu lama tak menjabat pelatih kepala sebelum menukangi Manchester United akhir musim lalu.
Kini, Ralf Rangnick buka suara atas hinaan Cristiano Ronaldo. Dia menjawab santai bahwa itu bukan urusannya. Dia bukan lagi bagian dari Manchester United.
"Saya adalah pelatih timnas Austria. Itu bukan tugas saya untuk menghakimi itu [pernyataan Cristiano Ronaldo]," kata Ralf Rangnick dikutip dari Mirror, Rabu (16/11/2022).
"Itu adalah tugas Manchester United dan jurnalis-jurnalis olahraga," tambahnya.
Hubungan Ralf Rangnick dengan Cristiano Ronaldo selama waktu singkatnya menukangi Manchester United memang tidak terlalu baik. Dia sempat mengkritik Ronaldo sebagai beban tim secara kolektif.
Dia mengakui Cristiano Ronaldo masih mampu membantu tim lewat gol-golnya, tetapi striker 37 tahun itu disebut Ralf Rangnick menghambat tim karena tidak lagi mampu melakukan pressing seperti yang dia inginkan.
"Cristiano mencetak beberapa gol tetapi, sekali lagi, Cristiano – dan saya tidak menyalahkannya sama sekali, ia bermain bagus di laga-laga itu – tetapi ia bukan monster dalam urusan pressing," kata Rangnick beberapa waktu lalu.
"Ronaldo bukan pemain - bahkan ketika masih muda - ia bukan pemain muda yang menangis, berteriak 'Hore, tim lain sudah menguasai bola, di mana kita bisa memenangkan bola?'," pungkas Rangnick.