chatwithamelia.xyz - AS Roma mengklaim pihak Roma terpaksa menjual Mohamed Salah karena aturan FFP (Financial Fair Play). Setelah Salah bersinar bersama Liverpool, banyak media yang memberitakan bomber Liverpool itu dan mengaitkan dengan penyesalan para mantan klub yang menjualnya, seperti Chelsea dan AS Roma.
Sebelumnya Jose Mourinho sewaktu masih menjabat sebagai pelatih Chelsea dan Mohamed Salah masih menjadi pemain The Blues. Jose Mourinho meluruskan apa sebenarnya yang terjadi pada Mohamed Salah saat dirinya masih melatih Chelsea.
Mourinho pun mengklaim bahwa pihak klub yang memutuskan untuk melepas Salah ke Roma. Selain itu, Mourinho juga melihat bahwa Salah belum siap bersaing di kompetisi Liga Inggris.
Baca Juga: Enrique Ingin Ada Rombak Besar-Besaran Jika Latih Arsenal
Sumber foto: Salah dan Mourinho/Twitter
"Itu kebalikannya. Sayalah yang membeli Salah. Saya adalah orang yang menyuruh Chelsea membeli Salah. Saya yang bertanggung jawab bahwa Salah datang ke Chelsea. Tapi dia datang sebagai anak muda, secara fisik dia belum siap. Secara mental dia belum siap, secara sosial dan kultural dia hilang dan segalanya terasa berat baginya,"
Baca Juga: Lempar Bola ke Muka Wasit, Hendra Bayauw Dapat Sanksi Besar
"Jadi keputusan untuk mengirim dia sebagai pemain pinjaman adalah keputusan yang kami buat secara kolektif, tetapi setelah itu, keputusan untuk menjualnya dan menggunakan uang itu untuk membeli pemain lain bukan keputusan saya," pungkas Mourinho kutip chatwithamelia.xyz dari Suara.com.
Bintang Timnas Mesir itu tengah menikmati musim yang luar biasa di Anfield dengan mencetak 43 gol di semua kompetisi musim ini dan dua gol saat melawan mantan klubnya, AS Roma di babak semi final Liga Champions.
Baca Juga: Ini Respon Netizen Jawab Ancaman Donald Trump Soal Piala Dunia
Sumber foto: Salah/Twitter
Pemain berusia 25 tahun itu meninggalkan AS Roma dan datang ke Liverpool dengan harga 34 juta poundsterling (sekitar Rp. 652 Miliar) awal musim panas lalu.
Petinggi AS Roma, Monchi mengungkapkan bahwa Roma terpaksa harus menjualnya karena aturan FFP.
Baca Juga: Hadapi Bahrain, Timnas Indonesia Dibayangi Memori 6 Tahun Silam
"Kami harus menjualnya, kami tidak punya pilihan selain menjual Salah sebelum 30 Juni. Seandainya kami tidak melakukan itu, kami mungkin tidak akan berada di sini memainkan semi final Liga Champions karena ada UEFA yang mengawasi dengan ketat," imbuhnya seperti dikutip dari Mirror.
"Kami harus mengambil tawaran sebelum akhir bulan. Dia (Salah) ingin pergi, tetapi kami akan menahannya jika peraturan itu tidak melawan kami," lanjutnya.
Monchi menambahkan bahwa dirinya menderita karena menerima kekalahan dari liverpool dimana Salah mencetak gol pada babak semi final Liga Chammpions. Rasa sakit itu bertambah karena Monchi mengetahui bahwa salah memiliki kualitas.
“Sayangnya, kami menderita pada Selasa malam karena kami tahu kualitasnya. Dia pemain yang sangat kuat,” ungkap Monchi.
Sekarang Salah telah menjelma sebagai bintang di Anfield, banyak pengamat yang mengatakan jika dirinya layak menjadi pemain terbaik di dunia. Performanya yang luar biasa itu juga membuat raksasa Spanyol, Real Madrid ingin membelinya.
chatwithamelia.xyz/Andiarsa Nata