chatwithamelia.xyz - Real Madrid berhasil melakukan hattrick lolos ke babak final di tiga musim terakhir Liga Champions. Momentum untuk ketiga kalinya ditentukan usai Los Blancos unggul agregat 4-3 atas seteru abadinya Bayern Munchen di leg kedua semifinal Liga Champions dini hari tadi.
Kemenangan ini terasa sangat spesial. Selain jadi pengobat saat gagal di liga domestik sekaligus juga menorehkan prestasi tersendiri bagi El Real sebagai satu-satunya tim yang mampu mencapai laga puncak sebanyak 16 kali selama gelaran Champions.
Di samping itu, kemenangan Real Madrid atas Bayern Munchen dini hari tadi setidaknya telah menandai empat hal penting.
Siapakah orang yang paling bahagia dengan kemenangan Real Madrid yang berhasil lolos ke final Liga Champions? Kalau boleh menebak, Karim Benzema adalah orangnya.
Bisa jadi ia takkan tidur semalam mengingat duo gol yang dilesakkannya ke jala Bayern Munchen. Bagaimana tidak, ini merupakan gol ketiganya sepanjang 12 pertandingan terakhir musim ini di semua kompetisi.
@karimbenzema/Instagram
Jika dihitung dari 22 penampilannya bersama Real Madrid musim ini, Benzema baru mengemas 6 gol. Ini tentu sangat jauh jika dibandingkan torehannya di musim lalu yang berhasil mengoleksi 19 gol di semua kompetisi.
Pemain Timnas Prancis tersebut memang kurang mendapat tempat utama di skuat Los Blancos. Bahkan kepada Marca, Zidane sempat meragukan Benzema bisa tampil maksimal di leg kedua menghadapi Bayern Munchen.
Tetapi pemain berusia 30 tahun tersebut menjawab semua keraguan yang melekat di dirinya. Dua gol yang dilesakkan ke jala Bayern Munchen merupakan pembuktian bahwa dirinya belum habis.
"ini merupakan malam yang sempurna untuk saya dan semua pemain terutama. Saya di sini untuk bekerja keras. Terkadang semua hal berjalan bagus, tetapi di lain waktu tidak," katanya seperti dilansir dari situs Madrid.
Dini hari tadi juga jadi malam yang sempurna bagi Zinedine Zidane. Pelatih yang pernah memperkuat Juventus dan Real Madrid ini telah menyamai rekor yag dipegang Marcelo Lippi ketika membesut Juventus pada periode 1996 hingga 1998 sebagai pelatih yang tiga kali berturut-turut membawa timnya masuk ke final Liga Champions.
"Dengan sepak bola kami mengalami emosi yang indah seperti ini. Sekarang Madrid memiliki kesempatan mempertahankan gelar di Kiev. Kami akan memberikan segalanya di sana," ungkap Zidane dalam situs UEFA.
Namun, di balik euforia yang menghinggapi Madrid, hari itu bukanlah malam yang indah bagi Cristiano Ronaldo. Kutukan mandul di babak empat besar yang menjangkiti Ronaldo tampaknya terbukti.
Seperti pada laga leg pertama pekan lalu, di Santiago Bernabeu, Ronaldo dibuat tak berkutik. Pergerakannya selama 45 menit awal leg kedua sangat tidak leluasa. Ia terhitung hanya mampu menyentuh bola 14 kali. Jumlah ini paling sedikit dibanding para pemain lain yang berlaga saat itu.
@realmadrid/Instagram
Meski begitu, Ronaldo tetap membukukan rekor malam itu. Penampilannya di leg kedua semifinal merupakan laga ke-152 yang pernah dilakoni di Liga Champions. Ia melewati rekor Xavi Hernandez sebagai pemain yang paling sering tampil di pentas paling bergengsi se Eropa tersebut.
Satu orang lagi yang pasti bersedih setelah kemenangan Madrid atas Bayern Munchen yakni Jupp Heynckes. Pelatih gaek skuat Die Rotens ini gagal memenuhi ambisinya untuk menorehkan treble winner ke Allians Arena.
Kekalahan atas Madrid di leg kedua semifinal Liga Champions telah memupus rencananya untuk mempersembahkan trofi bergengsi ketiga sebagai oleh-oleh jelang pensiun.
@fcbayern/Instagram
Meski begitu ia memuji penampilan anak asuhnya malam itu. Ia mengaku tampil di hadapan publik Real Madrid, Lewandowski dkk tampil luar biasa.
"Saya tak mau menunjuk ini kesalahan satu orang saja. Tetapi yang ingin saya tekankan kami menampilkan performa kelas dunia. Sepak bola yang indah. Sudah lama saya tidak melihat Bayern Munchen bermain sebagus ini. Madrid hanya mengandalkan serangan balik," tuturnya.