chatwithamelia.xyz - Masih ingatkah dengan nama Paul Breitner? Pemain yang mencatatkan rekor sebagai pencetak gol di dua Piala Dunia berbeda ini dikenal sebagai pemain yang jenius. Selain itu, bek Timnas Jerman Barat ini juga dikenal sebagai pribadi yang nyentrik.
Ya, pemain yang telah mempersembahkan trofi Piala Dunia, Liga Eropa, Piala Eropa, lima trofi Bundesliga dan dua kampium La Liga ini dikenal dengan sebutan wolverine. Pantas saja, sebab sebutan itu mencerminkan parasnya yang dipenuhi dengan bulu kumis dan jenggot.
Di samping penampilannya, Breitner ternyata juga dikenal memiliki pandangan yang tak kalah nyentrik. Ia diketahui merupakan pengagum Che Guevara dan juga Mao Tse Tung.
Dilansir dari The Sun, di saat para pemain lain datang ke lapangan untuk latihan sambil mendengarkan musik, tetapi tidak bagi Breitner. Untuk mengisi waktu, mantan penggawa Bayern Munchen dan Real Madrid ini pilih membaca buku the Little Red Book karya tokoh komunis Cina, Mao Tse Tung.
Tak hanya itu, ia juga diketahui menyimpan sejumlah foto para pandit revolusioner semisal Che Guevara, Marx dan Lenin.
Ia mengakui sangat mengagumi para tokoh-tokoh besar revolusioner tersebut. Tetapi dengan tegas pemain yang telah membela Jerman Barat sebanyak 48 kali ini menolak jika disebut seorang yang "kiri".
"Saya penasaran dengan ide ide yang dicetuskan oleh Mao dan Che, tetapi bukan berarti saya adalah seorang komunis. Saya hanyalah seorang anak muda yang haus akan pengalaman," ungkapnya.
Sejurus dengan kenyentrikannya, Breitner dikenal sebagai sosok yang mengerti betul tentang arti sebuah kebebasan. Menurutnya, ekspresi kebebasan sudah semestinya dilepas bukan dibungkam.
Sumber foto: @football.bistochaar/Instagram
Namun berkat kegilaannya memahami sebuah kebebasan tersebut, pemain kelahiran Kolbermoor, 5 September 1951 itu pernah dihukum tak boleh berlaga bersama skuat Bayern Munchen. Gegaranya usai Bayern Munchen memastikan kampium BundesLiga pada 1973, Breitner merayakan kemenangan dengan cara bertelanjang.
Aksi konyolnya pun tak berhenti di situ. Sebelumnya, pada 1970 saat ia masih berseragam Bayern Munchen, negara memanggilnya. Kala itu ia mendapat panggilan untuk wajib militer.
Sumber foto: @zooligan/Instagram
Meski sempat menolak, Breitner pun akhirnya menyerah. Namun ia sering membuat ulah selama di barak tentara. Ia acapkali bersembunyi di kolong ketika polisi militer datang memanggil. Walhasil, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk membersihkan toilet ketimbang berperang apalagi bermain untuk Bayern Munchen saat itu.
Meski terkesan serampangan dan nyentrik, Breitner ternyata juga dikenal sebagai salah satu pemain yang memiliki sikap tegas. Ia tercatat sebagai seorang pemain yang pernah melawan sistem transfer pemain.
Sumber foto: @added_time/Instagram
Di tahun 1974 ketika Real Madrid mendapatkan tanda tangannya, ia menuntut agar menerima sebagai dari 500 ribu poundsterling yang dibayarkan untuknya. Ia menyebut bahwa sistem biaya transfer sangat bertentangan dengan perikemanusiaan.
"Seluruh bisnis biaya transfer itu melanggar hukum. Ini bertentangan dengan hak asasi manusia dan martabat dasar manusia," tegasnya.