chatwithamelia.xyz - Real Madrid yang berstatus sebagai "petahana" juara Liga Champions dua musim sebelumnya berhasil kembali membawa pulang Si Kuping Besar ke Santiago Bernabeu usai menundukkan Liverpool di final Champions dengan skor 3-1.
Stadion Olimpiysky, Kiev telah menjadi saksi kedigdayaan skuat Los Blancos yang kini menyandang status tim yang berhasil hat-trick meraih trofi Liga Champions secara beruntun. Pun demikian dengan status Cristiano Ronaldo.
Megabintang Real Madrid tersebut ikut kena tuahnya. Dinukil dari Squawka, bintang Timnas Portugal itu kini menyandang status raja kasta tertinggi kompetisi antarklub Eropa dengan meraih gelar juara Liga Champions sebanyak lima kali.
Torehan tersebut jika dirinci, empat gelar Champions diraih bersama Real Madrid, lalu satu gelar disabetnya saat masih berseragam Manchester United.
Tak berhenti sampai di situ. Ronaldo juga mencatatkan diri sebagai pemain yang mengantarkan timnya memeroleh kemenangan terbanyak di Liga Champions dengan 97 kali membantu tim menaklukkan lawan. Torehan tersebut bisa mencapai angka 100 kemenangan jika diakumulasikan dengan hasil di babak kualifikasi.
Sungguh prestasi yang luar biasa bukan?
Namun dibalik sederet prestasi yang dikantonginya, Ronaldo sepertinya tak sepenuhnya sakti. Buktinya semenjak babak semifinal hingga laga final, pemain yang sudah mengemas lima trofi Ballon d"Or ini urung mencetak gol.
Mitos yang selama ini menghantuinya di laga puncak tampaknya urung juga pergi. Jika merunut dari laga semifinal lalu, kutukan tersebut sepertinya nyata terjadi.
Ronaldo sama sekali tak mencetak segelintir gol pun di kandang Bayern Munchen. Bahkan saat keduanya bentrok di Santiago Bernabeu.
Padahal Ronaldo sebelumnya memiliki catatan positif tiap kali laga digelar di kandang. Merujuk pada statistik WhoScored, dari sebanyak 42 gol yang dicetak Ronaldo musim ini di semua kompetisi, sebanyak 25 golnya tercipta kala bermain di kandang.
Dari riwayatnya, Ronaldo terhitung sudah 20 kali terlibat di laga semifinal Liga Champions. Namun ia hanya mampu mencetak 8 kali gol. Bahkan Ronaldo pernah selama tiga musim tak mampu mempersembahkan gol saat timnya lolos ke semifinal.
Menyambung paceklik gol di laga final Liga Champions semalam, sepertinya bisa disimpulkan jika kutukan di laga semifinal masih bersemayam di dalam tubuhnya. Kegagalan mencetak gol di final Liga Champions musim ini tentu jadi sedikit catatan bagi Ronaldo apalagi jika dibanding pada final musim lalu, ia berhasil melesakkan dua gol ke gawang Juventus yang turut menyumbang kemenangan 4-1 atas wakil Italia tersebut.
Walau mandul, pada Liga Champions musim ini, Ronaldo masih tetap memimpin daftar pencetak gol terbanyak dengan torehan 15 gol. Dikutip dari UEFA, sebanyak 15 gol tersebut tiga gol dicetak dengan kaki kiri, 10 gol menggunakan kaki kanan, 2 gol dengan sundulan, dan 4 gol diantaranya dicetak dari kotak penalti.
Setali tiga uang, gejala kutukan tersebut tampaknya juga menghinggapi Mohamed Salah. Pemain yang digadang bakal jadi penerus Lionel Messi dan Ronaldo ini juga mengalami masa surut mencetak gol di laga puncak.
Meskipun, bisa dibilang pemain Timnas Mesir ini sedikit lebih baik, lantaran di laga semifinal leg pertama mampu melesakkan dua biji gol ke gawang AS Roma.
Cedera di pertengahan babak pertama final Liga Champions semalam menjadi pertanda berakhirnya pasokan golnya di Liga Champions musim ini.
Top skor Liga Premier Inggris ini sekarang berada pada posisi satu tingkat di bawah Ronaldo dengan koleksi 10 gol di Liga Champions. Sembilan gol disumbang lewat kaki kiri dan satu gol sisanya dari kaki kanan. Jumlah koleksi golnya tersebut sama dengan rekan sekoleganya Sadio Mane dan Firmino yang juga telah mengemas 10 gol.
Kegagalan Ronaldo dan Salah mencetak gol di partai puncak Liga Champions membuat keduanya sama-sama masih mengantongi total 44 gol di semua kompetisi.
Musim ini boleh jadi masih milik Ronaldo, tetapi mengingat usianya yang sudah kepala tiga, bukan tidak mungkin Mohamed Salah mampu menyalip bahkan mendominasi di musim yang akan datang. Namun, lagi-lagi semua itu membutuhkan konsistensi, sebab nama besar Ronaldo ataupun Messi sekalipun mampu diraih berkat konsistensinya di lapangan hijau.
Semoga saja