chatwithamelia.xyz - Kelegapan menyelimuti suasana ruang ganti tim nasional Jerman usai ditundukkan Korea Selatan 0-2 di Stadion Kazan Arena, Rusia, Rabu (27/6/2018) malam WIB. Hasil ini membawa mereka Jerman angkat koper lebih cepat dari Piala Dunia 2018.
Kepada the sun, legenda Jerman, Lothar Matthaus mengatakan ia akhirnya bisa merasakan apa yang suporter Inggris rasakan selama ini. Namun, menurutnya hasil ini pantas diterima timnas Jerman.
"Sekarang saya tahu bagaimana rasanya menjadi penggemar Inggris selama bertahun-tahun. Tetapi di Jerman kita tidak bisa mengeluh. Kami berakhir dan kami pantas mendapatkan hasil ini," kata Matthaus.
Baca Juga: Jurgen Klopp Favorit Gantikan Joachim Low di Timnas Jerman
Inggris selama ini baru satu kali menjuarai Piala Dunia, yaitu pada 1966. Pada perhelatan terakhir, yaitu 2014, Tim Tiga Singa hanya mentok di penyisihan grup.
Matthaus yang pernah membela timnas Jerman era 80-an ini menilai Jerman bermain begitu buruk selama tiga pertandingan di Piala Dunia 2018. Timnas Jerman terlalu malas dan terlalu percaya diri terlena dengan status gelar juara bertahan.
Baca Juga: Sambut Lawan Prancis, Messi Sebut Timnya Sudah Bersiap-siap
"Itu bukan Jerman yang kukenal sama sekali," tegas gelandang bernomor punggung 10 itu.
"Matahari telah bersinar di Jerman selama beberapa tahun terakhir. Tapi hari ini akan menjadi abu-abu, dengan hujan lebat," jelas Matthaus.
Baca Juga: Gol Neymar Buat Saudari Kandungnya Dislokasi Bahu
Pemain yang pernah membawa Jerman juara Piala Dunia 1990 ini mengaku tidak bisa marah atas penampilan Jerman ini karena marah tidak akan merubah kenyataan Jerman tersingkir dari Piala Dunia 2018.
Senada dengan Matthaus, pelatih timnas Jerman Joachim Low sendiri mengakui Jerman tidak pantas lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018.
"Kami tidak layak memenangkan Piala Dunia lagi, kami tak layak untuk melaju ke fase 16 besar," kata Low saat jumpa pers usai laga.
Baca Juga: Pulang ke Indonesia, Inilah yang Dirasakan Emil Audero
Tersingkirnya Jerman menegaskan kutukan juara bertahan Piala Dunia semakin berlanjut sejak dimulai oleh Prancis pada 2002 hingga Italy, Spanyol dan Jerman kini menjadi korbannya.