chatwithamelia.xyz - Tiga penyelamatan tendangan penalti yang didapatkan Kroasia pada babak 16 besar berhasil diselamatkan kiper Denmark, Kasper Schmeichel. Tiga tendangan tersebut dieksekusi oleh Luka Modric pada menit 116' serta dua tendangan Milan Badelj dan Josip Pivaric dari situasi adu penalti.
Tiga kali penyelamatan gemilang itu membuang sang ayah yang merupakan Legenda Kiper Denmark, Peter Schmeichel berdiri dari kursi VVIP Stadion Nizhny Novgorod, Senin (2/7/2018).
Usai pertandingan, sang ayah dengan bangga mengatakan "itu anakku!". Sebelum melawan Prancis di pertandingan kedua grup C, Peter juga mengatakan Kasper akan mengikuti jejaknya dan berharap bisa menahan Prancis.
Baca Juga: Ini Fakta Kilat Jelang Laga Belgia vs Jepang
"Dua puluh tahun lalu saya bermain melawan Prancis dalam pertandingan terakhir babak fase grup, dengan takdir ada di tangan kami," kenang Peter.
"Selasa (26/6) nanti Kasper akan melakukan hal yang sama, di mana Denmark dalam posisi seperti pada Piala Dunia 1998 silam," cuitnya penuh nada optimistis.
Tadi malam, kebanggaan terhadap anak semata-wayangnya tersebut semakin besar.
Baca Juga: Meksiko Dihantui Kutukan Selalu Gagal ke Perempat Final
Melalui akun twitternya, kiper legenda Manchester United ini mengaku kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan kebanggaannya terhadap putranya itu meskipun Denmark gagal melaju ke babak 8 besar.
"Kehilangan Kata-kata. Tidak bisa tidak lebih bangga dengan negara saya, putra saya, rekan timnya, semua staf dan pelatih nasional kami yang fantastis Åge Hareide. Ketika semua air mata mengering, kita akan menyadari seberapa baik kita melakukannya," tulis legenda yang pernah meraih tiga gelar kiper terbaik Eropa dan 2 gelar kiper terbaik Dunia itu.
Sementara itu sang anak, Kasper mengaku kegagalan Denmark di Piala Dunia edisi ke-21 ini menjadi kekecewaan yang sangat besar namun mereka tetap pulang dengan kepala tegak.
Baca Juga: Barcelona Rilis Jersey Tandang Musim Depan, Mengenang Musim 2005
"Ini perasaan yang aneh, kekecewaan besar. Namun, kami tersingkir dengan kepala tegak. Ada kebanggaan luar biasa tentang tim kami," kata Kasper dilansir dari Reuters.
"Saya berbicara tidak hanya tentang 11 pemain di lapangan, tetapi semua orang yang terlibat dengan tim, mereka yang bekerja untuk tim," sambungnya.
Kiper Leicester City itu juga tidak mencari kambing hitam atas kekalahan timnya, dalam hal ini pemain-pemain Denmark yang gagal mengeksekusi penalti.
Baca Juga: Egy Tampil Setengah Jam, Lechia Gdansk Petik Kemenangan Kedua
"Tidak, siapa pun yang cukup berani untuk berdiri dan mengambil penalti adalah pahlawan," tuturnya.
"Siapa pun yang memiliki keberanian untuk mengambil penalti mendapat rasa hormat saya. Ini adalah tim yang fantastis. Kami akan kembali. Penting bagi kami untuk mengingat perasaan ini sekarang dan bahwa kami akan menggunakannya di masa depan," tandas berusia 31 tahun itu.