chatwithamelia.xyz - Kroasia vs Inggris menjadi laga lanjutan semifinal Piala Dunia 2018. Pemenang dari laga ini akan menghadapi timnas Prancis di final setelah Hugo lloris cs sukses mengalahkan Belgia.
Timnas Inggris yang didominasi pemain-pemain muda awalnya dipandang sebelah mata di Piala Dunia 2018. Tapi strategi yang diterapkan Gareth Southgate nyatanya mampu membawa skuat the Three Lions sampai sejauh ini.
Salah satu strategi Gareth Southgate yang dianggap brilian dan revolusioner adalah menggunakan skema tiga pemain belakang di area pertahanan.
Baca Juga: Resmi, Riyad Mahrez Berseragam Manchester City Musim Depan
Skema tiga bek di area pertahanan sebenarnya bukan hal baru di sepak bola profesional, termasuk di Liga Primer Inggris. Sebut saja Chelsea di bawah arahan Antonio Conte yang sukses merengkuh gelar juara Liga Primer Inggris dua musim lalu.
Tidak hanya Chelsea, Tottenham Hotspur dan Manchester City juga kerap mengubah skema pertahanan di tengah-tengah pertandingan dari empat bek menjadi tiga bek. Dan hasilnya dua tim tersebut menempati papan atas klasemen.
Menggunakan skema tiga bek membuat sebuah tim mampu mendominasi hampir semua area permainan.
Baca Juga: Ronaldo Gabung Juventus, Netizen Tagih Foto Seksi Presenter Ini
Misalnya bek sayap (wing back) bisa lebih ke depan untuk membantu penyerangan, sementara satu pemain bertahan (defensive midfielder) bisa ikut turun membantu dua bek tengah (central back).
Skema ini juga efektif digunakan untuk serangan balik. Jadi ketika bola berhasil direbut, pemain belakang atau kiper bisa langsung memberi umpan ke pemain sayap untuk selanjutnya memberi umpan silang ke striker yang menunggu di depan bek lawan.
Skema pertahanan dengan tiga bek inilah yang digunakan Gareth Southgate bersama timnas Inggris. Ada tiga pemain belakang yang menjadi kunci skema permainan ini, yaitu Harry Maguire, John Stones dan Kyle Walker.
Baca Juga: Meme Cristiano Ronaldo Gabung Juventus Bikin Fans El Real Baper
Harry Maguire kekuatan di sundulan kepala
Harry Maguire merupakan pemain tertinggi di skuat timnas Inggris sekarang. Dia akan menghalau semua serangan, khususnya dari bola-bola atas seperti umpan silang, tendangan penjuru, dan tendangan bebas.
Dia juga tidak hanya bisa bertahan, sundulan kepalanya ke gawang Swedia menjadi bukti kekuatan sundulan kepalan Harry Maguire yang mematikan.
Baca Juga: Ini Makna di Balik Slogan It's Coming Home Timnas Inggris
Tercatat Harry Maguire unggul dalam 33 duel udara di Piala Dunia, lebih banyak dari pemain timnas Inggris lainnya.
John Stones menjadi jendral skema pertahanan timnas Inggris
Jika Harry Maguire tugas utamanya adalah membuang bola sejauh mungkin dari gawang Jordan Pickford, maka John Stones tugasnya lebih pada mengatur skema pertahanan.
John Stones bertugas untuk menghentikan bola lalu dengan cepat harus menentukan mau diumpan pada siapa bola tersebut.
Dialah pemain yang melakukan paling banyak umpan pendek dengan tingkat akurasi umpan yang tinggi. Tercatat John Stones sukses memberikan 319 umpan sukses dari total 339 umpan.
Kemampuan lari cepat Kyle Walker sangat diandalkan pelatih
Saat Inggris mendapat kesempatan mencetak gol dari tendangan penjuru, John Stones dan Harry Maguire akan maju ke depan gawang lawan. Namun Kyle Walker mendapat tugas untuk tetap berada di area pertahanan sendiri.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi serangan balik lawan jika tendangan penjuru gagal dimanfaatkan pemain Inggris.
Pemain ini jugalah yang kerap mendapat umpan dari dua bek tengah untuk dibawa melaju sampai ke area pertahanan lawan. Kekuatan larinya membuat Kyle Walker membantu serangan dan dengan cepat kembali menjadi bek ketika serangan gagal.
Kyle Walker menjadi salah satu pemain timnas Inggris tercepat di Piala Dunia 2018. Kecepatan larinya mencapai 33.52 km per jam. Dia hanya kalah dari Marcus Rashford yang di babak perempat final mampu berlari mencapai 33.77 km per jam.
Di laga semifinal Piala Dunia antara Kroasia vs Inggris, jika tiga pemain ini tampil dengan performa terbaiknya, maka Kroasia akan kesulitan untuk mencetak gol.
Tapi jika Inggris tidak bisa mencetak gol dan harus ditentukan lagi lewat adu penalti, Gareth Southgate harus waspada karena Kroasia memiliki algojo-algojo tendangan penalti yang hebat.