chatwithamelia.xyz - Belum bisa melupakan pembantaian 3-0 Sevilla terhadap Real Madrid di pekan keenam dan hasil imbang di pekan ketujuh La Liga, pendukung Real Madrid harus semakin tegar dengan kenyataan pahit terbaru tim kebanggaan mereka tumbang di tangan runner-up Liga Rusia musim lalu, CSKA Moskow.
Juara Liga Champions tiga tahun terakhir itu bertandang ke markas CSKA Moskow, Stadion Luzhniki dan harus pulang dengan tangan hampa setelah pemuda berusia 20 tahun asal Kroasia, Nikola Vlasic mengoyak jala Keylor Navas pada menit ke-2.
cepat itu membuat Real Madrid kalang kabut menggempur gawang CSKA yang dikawal kiper timnas Rusia, Igor Akinfeev. El Real dengan pemain bintangnya sekelas Karim Benzema, Casemiro, Toni Kroos, Marco Asensio hingga dua pemain final Piala Dunia Rusia, Luka Modric dan Raphael Varane gagal menjebol gawang CSKA.
Baca Juga: Manchester United Ditahan Valencia, Jose Mourinho Tak Marah
Dilihat dari statistik pertandingan, penyelesaian akhir benar-benar menjadi pekerjaan rumah penting bagi pelatih Real Madrid, Julen Lopetegui. Di laga tadi malam saja Real Madrid hanya melesatkan empat tembakan terarah dari total 26 percobaan tembakan yang dilepaskan. Lalu kenapa Real Madrid bisa kalah melawan CSKA Moskow?
Berikut 3 alasan Real Madrid bisa dikalahkan CSKA Moskow:
1. Absennya Bale dan Isco
Baca Juga: Ikuti Jejak Ayahnya, Justin Kluivert Cetak Rekor Liga Champions
Real Madrid benar-benar kehilangan rohnya pada pertandingan itu, meski menguasai 73 persen penguasaan bola, mereka kehilangan peran playmaker yang mengatur ritme serangan.
Absennya Gareth Bale dan Isco sangat berpengaruh pada gaya serangan Real Madrid, banyak peluang yang hadir justru dari tendangan-tendangan spekulasi.
Peran Bale dan Isco yang digantikan oleh ''si bocah hilang'', Mariano Diaz gagal membuat permainan Real Madrid berkembang, tidak ada sodoran bola yang mengarah ke Karim Benzema sebagai ujung tombak.
Baca Juga: Kalah Lagi, Real Madrid Ulangi Tren Buruk 11 Tahun Silam
Tusukan dari sayap yang ditugaskan kepada Lucas Vazques dan Marco Asensio juga kurang efektif, keduanya kerap kali kehilangan bola begitu saja.
2. Tembok kokoh CSKA Moskow
Pelatih CSKA Moskow, Viktor Goncharenko memberanikan diri memasang empat bek (Nababkin, Chernov, Becao dan Mario Fernandes) ditambah dua gelandang bertahan (Jaka Bijol dan Ilzat Akhmetov) yang bermain di depan empat bek tersebut usai berhasil unggul cepat pada menit kedua.
Baca Juga: Keren! Egy Maulana Jadi Incaran Pencari Bakat Belanda
Strategi ini sukses membuat pemain lawan terkepung, Real Madrid kesulitan menembus enam pemain yang menjaga kedalaman CSKA Moskow, ditambah empat pemain lainnya yang cepat menutup pergerakan Real Madrid dari garis tengah.
Terbukti hanya empat tembakan yang mampu mengancam gawang CSKA Moskow dari 26 kali rentetan tembakan yang dilepaskan El Real. Igor Akinfeev juga tampil gemilang dengan dua penyelamatan penting dari tembakan Luka Modric dan Marco Asensio.
3. Julen Lopetegui terlalu banyak bereksperimen
Pelatih anyar Real Madrid, Julen Lopetegui hingga pekan ketujuh La Liga dan pekan kedua Liga Champions sepertinya belum menemukan formula yang pas terhadap Sergio Ramos cs.
Mantan pelatih timnas Spanyol itu terlalu berani merubah formula strategi dalam pemilihan pemain, Alvaro Odriozola semula diprediksi bakal menggantikan Marcelo yang absen, tapi Lopetegui punya taktik lain dengan menurunkan Sergio Reguilon untuk menjalani debut di Liga Champions.
Keputusan memarkirkan Luka Modric sejak menit awal membuat tak ada playmaker di lini tengah Real Madrid, Toni Kroos memang palymaker tapi ia butuh bantuan Modric untuk bisa mengembangkan permainan. Masuknya Modric pada menit ke-58 dinilai sudah terlambat.