chatwithamelia.xyz - Apa yang bisa dibayangkan ketika mendengar kamp konsentrasi Nazi? Yang pasti menyeramkan. Nah, belum lama ini, Chelsea membuat gebrakan untuk meredam aksi rasialisme dengan menjerumuskannya ke kamp tersebut. PSSI bisa belajar nih.
Chelsea bisa disebut sebagai tim yang cukup lantang menyuarakan anti-semitisme atau larangan rasialisme di Stamford Bridge. Roman Abramovich yang merupakan pemilik Chelsea jadi pionirnya.
Dilansir dari The Sun, Chelsea dalam beberapa tahun terakhir sudah mengupayakan beragam terobosan untuk meminimalisir aksi rasialisme di dalam sepakbola. Nah, yang terbaru mereka bakal mengirim suporter rasialis ke kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, Polandia. Dengan cara itu, para suporter bisa merasakan hukuman dan mengubah mentalnya untuk lebih menghargai sesama manusia meski berbeda etnis ataupun agamanya.
''Jika kalian hanya melarang seseorang, kalian tidak akan pernah mengubah perilaku mereka. Kebijakan ini memberi mereka kesempatan untuk menyadari apa yang telah dilakukan untuk membuat mereka ingin berprilaku lebih baik,'' kata ketua Chelsea, Bruce Buck.
''Sebelumnya kami akan mencokok mereka dari kerumunan dan melarang mereka datang hingga tiga tahun. Sekarang kami akan mengatakan, kamu bersalah! Anda punya pilihan, kami bisa mencekal atau anda meluangkan waktu bersama petugas keberagaman kami, memahami kesalahan anda,'' lanjutnya.
Berkaca dari insiden berdarah yang menewaskan suporter Haringga Sirla hingga ujaran rasial di saat laga Arema FC kontra Persebaya tempo lalu, PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia bisa belajar dari Chelsea. Menghukum dalam bentuk denda takkan memangkas aksi rasial bahkan kebencian suporter jika tanpa dibarengi pembenahan mental mereka.