chatwithamelia.xyz - Babak 16 besar Euro 2020 akan memasuki hari ketiga di mana akan ada dua laga yang dipertandingkan. Salah satu duel yang tersaji adalah pertarungan antara Kroasia vs Spanyol.
Empat tim akan saling adu sikut memperebutkan dua tiket lanjutan di hari ketiga babak 16 besar untuk melaju ke babak perempat final atau 8 besar Euro 2020. Keempat tim tersebut adalah Kroasia, Spanyol, Prancis dan Swiss.
Laga Kroasia vs Spanyol akan menjadi pertandingan yang dinanti-nanti oleh pecinta sepak bola di hari ketiga ini. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya materi pemain bintang di tubuh kedua tim.
Baca Juga: Tim-tim yang Lolos ke Perempatfinal Copa America 2021
Timnas Kroasia yang berstatus Runner Up Piala Dunia 2018 memiliki pemain yang bermain di banyak klub-klub top Eropa. Pun hal serupa juga dimiliki oleh Spanyol.
Menjelang pertemuan kedua tim di babak 16 besar Euro 2020, Kroasia dalam kondisi pincang setelah Ivan Perisic dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan Timnas Spanyol tak memiliki masalah apapun.
Di atas kertas, Spanyol bisa dengan mudah mengalahkan Kroasia di laga nanti. Apalagi secara Head to Head atau rekor pertemuan kedua tim di lima laga terakhir, La Furia Roja mengantongi tiga kemenangan atas tim berjuluk Vatreni tersebut.
Baca Juga: Tepati Janji di Euro 2020, Fans Seksi Manchester United Pamer Foto Vulgar
Namun prediksi hanyalah sebatas prediksi. Kroasia punya alasan kuat untuk menyingkirkan Spanyol dari Euro 2020 kali ini. Berikut tiga alasannya.
1. Lini Tengah yang Solid
Kroasia tak memiliki banyak bintang dalam starting line up kecuali dari lini tengahnya. Dengan formasi 4-3-3, Zlatko Dalic mengandalkan trio Marcelo Brozovic, Mateo Kovacic, Luka Modric.
Baca Juga: Sama-sama Hot Mama, Adu Seksi WAGs Kroasia Vs Spanyol
Ketiga pemain ini saling melengkapi satu sama lain. Brozovic diplot untuk menghadang serangan lawan sekaligus bertindak sebagai Deep Lying-Playmaker dengan akurasi operannya dari belakang.
Lalu, Kovacic yang berperan sebagai gelandang Box to Box, akan berperan sebagai penghubung dengan Ball Progression-nya sekaligus melakukan pekerjaan kotor untuk menghadang serangan lawan.
Luka Modric pun hanya akan dibebani tugas sebagai pemain bernomor 10 atau kreator untuk membuat peluang bagi lini depan.
Baca Juga: Mengenal Ethan Mbappe, Adik Kylian Mbappe yang Baru Dikontrak PSG
Ketiga pemain ini bersinergi satu sama lain dengan kemampuan masing-masing yang jelas merepotkan banyak lawan. Sebagai bukti, Ceko dan Skotlandia bahkan Inggris hanya bisa mencetak satu gol saja karena kesulitan menembus solidnya lini tengah Kroasia.
2. Tumpulnya Lini Depan Spanyol
Kendati Spanyol akan tampil dengan komposisi pemain terbaiknya, Kroasia nampak tak perlu panik mengingat tumpulnya La Furia Roja dalam mengkonversi peluang menjadi gol.
Buruknya konversi gol Spanyol terlihat sejak fase grup. Dalam dua laga awal, anak asuh Luis Enrique hanya mampu mencetak satu gol saja dari Expected Goals senilai 6,07 xG alias Underperformed.
Baru di laga terakhir fase grup saja Spanyol bisa melebihi nilai Expected Goals-nya yakni lima gol dari nilai 3,50 xG. Adapun dua dari lima gol untuk La Furia Roja didapatkan dari gol bunuh diri Slovakia.
Dengan kata lain, Kroasia tak perlu gentar menghadapi nama besar di lini depan Spanyol. Apalagi, Luka Modric dkk memiliki catatan tak cukup buruk dalam bertahan dengan hanya kebobolan tiga gol dari tiga laga fase grup.
3. Kroasia Punya Pemain dengan Pengalaman di Spanyol
Di tubuh Kroasia saat ini, terdapat empat pemain yang paham betul dengan gaya bermain sepak bola Spanyol.
Keempat pemain tersebut adalah Luka Modric (Real Madrid), Sime Vrsaljko (Atletico Madrid), Mateo Kovacic, dan Ante Budimir (Osasuna).
Khusus untuk Kovacic, memang saat ini ia membela Chelsea. Namun, tiga tahun lamanya ia pernah berkarir di Spanyol bersama Real Madrid.
Pengalaman keempat pemain ini akan menjadi modal berharga bagi Zlatko Dalic untuk mengalahkan Spanyol yang memiliki permainan berbasis penguasaan bola.
Di sisi lain, Spanyol diyakini akan sulit memahami gaya permainan Kroasia. Sekalipun La Furia Roja mengerti calon lawannya itu, gaya permainan penguasaan bola (Ball Possession) yang diterapkan Luis Enrique diprediksi akan sulit menembus solidnya pertahanan Vatreni.