chatwithamelia.xyz - Kisah pilu dilema negara dan agama yang pernah dialami Adam Ljajic, pemain sepak bola muslim asal Serbia, kembali menarik untuk diangkat. Diambil dari kutipan artikel situs Independent berjudul “Adem Ljajic banished from Serbia set-up after national anthem snub” (28/5/2012). Selengkapnya simak ulasan kisah Adem Ljajic berikut ini.
Lagu Kebangsaan, antara Dilema Negara dan Agama
Mantan gelandang AS Roma ini sempat berada pada masa dilematik antara kecintaannya terhadap negara dan agama yang dianutnya, Islam. Seperti diketahui, Islam merupakan minoritas di Serbia. Ljajic lahir pada 1991 dan tumbuh di kota terpencil, Novi Pazar yang merupakan salah satu pusat komunitas muslim.
Baca Juga: Tampil Cantik di Latihan Timnas, Pose Shafira Ika Bikin Netizen Salfok
Perlakuan “berbeda” atas kaum minoritas di Serbia ini merembet hingga kontroversi lagu kebangsaan yang dialami Ljajic. Saat melakoni laga uji coba lawan Spanyol di St. Gallen Swiss, Mei 2012, Ljajic kedapatan tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan Serbia yang memang kental dengan nuansa Ortodoks.
Buntut dari insiden tersebut, pelatih Serbia, Sinisa Mihajlovic, telah mendepak Adem Ljajic dari tim internasioal setelah sang penyerang itu tidak turut menyanyikan lagu kebangsaan Serbia sebelum kekalahan laga saat menghadapi Spanyol.
Serbian Football Federation mengumumkan Ljajic telah melanggar kode etik tim karena tidak menyanyikan lagu kebangsaan.
Baca Juga: Profil Jordan Henderson, Cetak Gol Perdana untuk Inggris Setelah 11 Tahun
“Pelatih Mihajlovic kemarin bertemu dengan Ljajic karena insiden tidak menyanyikan lagu kebangsaan. Ljajic mengklaim karena alasan pribadi dan sikap itu tidak akan berubah. Akhirnya Mihajlovic menyuruh pemain untuk pulang,” bunyi pernyataan Serbian Football Federation.
“Pintu untuk kembali ke tim nasional belum tertutup selamanya, namun ia perlu merubah sikapnya dan memberitahukan Mihajlovic secara resmi. Ketika Ljajic telah mewujudkannya, dia bisa kembali (-ke timnas).”
Kendati demikian, Adem Ljajic memiliki pembelaan diri meski akhirnya ia meminta maaf atas insiden tersebut. Menurutnya, ia enggan menyanyikan lagu kebangsaan Serbia karena sarat makna yang berlawanan dengan agama yang dianutnya.
Baca Juga: Pernah Viral Janjikan 'Servis' ke Pemain, Intip 5 Potret Hot Paola Saulino
Seperti dikutip dari The Bridge, mantan gelandang Florentina, AS Roma, Inter Milan, dan Besikitas ini berujar, “Saya minta maaf. Saya cinta Serbia tapi saya juga harus menghormati kepercayaan saya."
“Saya selalu ingin bermain untuk Serbia. Pelatih selalu meminta saya ikut bernyanyi. Tapi jika Anda tidak bisa menghormati diri sendiri, tak seorang pun yang akan menghormati Anda."
Pro Kontra Kontroversi Lagu Kebangsaan Serbia
Baca Juga: Tim yang Lolos Pakai Jersey Putih, Ini 5 Fakta Unik Semifinal Euro 2020
Kontroversi yang dibuat Ljajic mengundang pro kontra warga Serbia. Komunitas muslim The Bosniaks Cultural Community di tanah Balkan membela tindakan Ljajic tersebut. Mereka memberi pandangan apa yang dilakukan Mihajlovic terhadap Ljajic sebagai bentuk diskriminasi terhadap warga muslim di Serbia. Persoalan agama menurut mereka tidak dapat ditawar dengan apapun.
Menurut pernyataan komunitas tersebut, dilansir dari Balkan Insight, “Tindakan diskriminasi dari pelatih seolah menegaskan bahwa Bosniaks tidak pantas mendapat tempat di tim nasional selain membuang identitas asli mereka. Ljajic dipaksa untuk menyanyikan lagu kebangsaan yang isinya diadaptasi dari orang-orang asli Serbia dan penganut Ortodoks,”
Pasca insiden tersebut, pada 2013 Mihajlovic tak lagi menjadi pelatih timnas. Ljubinko Drulovic kembali memanggil Ljajic ke timnas Serbia tanpa memusingkan kontroversi yang dialami Ljajic. Ia percaya bahwa Ljajic memiliki potensi dan kesempatan besar mengharumkan nama Serbia. Bagi sang pelatih caretaker tersebut, sikap patriot dan cinta negara sejatinya tercermin dari perjuangan pemain di atas lapangan.
Hingga kini, Ljajic terbukti menjadi andalan Timnas Serbia dengan mencatatkan 45 caps dan 9 gol. Ia juga masuk dalam skuad timnas Serbia untuk Euro 2020 yang sejatinya diselenggarakan tahun lalu.