chatwithamelia.xyz - Striker veteran AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, buka suara soal performa anjlok yang dialami mantan timnya, Man United. Menurut pemain berpaspor Swedia ini, Setan Merah terjebak di masa lalu.
Tak dimungkiri, Manchester United merupakan klub yang bergelimang trofi. Tercatat mereka sudah mengoleksi 20 gelar Liga Inggris, terbanyak di antara klub lainnya.
Sayangnya sepeninggalan manajer legendaris Sir Alex Ferguson, The Red Devils sampai saat ini masih puasa gelar liga. Bahkan mereka sudah gonta-ganti beberapa pelatih, terbaru memeceat Ole Gunnar Solskjaer.
Baca Juga: Masih Negosiasi, Dua Pemain Keturunan Belum Beri Kepastian Bela Timnas
Pernah bermain di Manchester United, Ibrahimovic kemdian ditanya apa yang menjadi masalah mantan klubnya saat ini. Striker berusia 40 tahun ini mengatakan bahwa Setan Merah masih terjebak di masa lalu.
"Mereka terlalu banyak berbicara tentang masa lalu. Ketika saya di sana, saya berkata 'Saya di sini fokus unyuk masa ini dan ingin membuat cerita saya sendiri'," ucap Ibrahimovic kepada The Guardian pada Rabu (24/11/2021).
"Ketika Anda memiliki itu terlalu banyak, itu menjadi lingkaran setan. Kami harus memikirkan masa kini atau kamu harus ke rumah sakit dan membersihkan kepalamu," imbuhnya.
Baca Juga: Dari 4 Nama, Baru Sandy Walsh dan Mees Hilgers yang Serius Mau Bela Timnas
Lebih lanjut, pemain yang kini berseragam AC Milan itu menyebutkan bahwa dia punya kenangan indah ketika bermain di Old Trafford karena sempat mempersembahkan trofi.
Ibrahimovic juga menyebutkan bahwa Liga inggris berbeda dengan liga elit di Eropa lainnya. Sebab di sana tak hanya dituntut punya teknik bagus, melainkan juga kecepatan serta ritme bermain.
"Saya punya pengalaman hebat di Inggris. Manchester United adalah klub yang luar biasa dan kami memenangkan beberapa trofi (Piala Liga dan Liga Europa."
Baca Juga: Sandy Walsh Ragu Bisa Perkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2020
"Liga inggris punya kualitas yang berbeda, ada kecepatan dan ritme. Kamu bisa menjadi pemain terbaik di dunia, tapi jika tidak bisa menangani kecepatan dan ritme itu (kami tidak akan berhasil). Di Spanyol, Prancis, Italia, tekniknya lebih baik. Itu mengapa ada banyak orang asing di Liga inggris, Mereka membawa aspek teknis," pungkasnya.