chatwithamelia.xyz - Masyarakat Indonesia merespons keras ban kapten pelangi yang digunakan oleh kapten Timnas Thailand, Teerasil Dangda, pada pertandingan pertama Piala AFF 2020.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (5/12/2021) itu, Teerasil Dangda menjadi pesepak bola pertama di Piala AFF 2020 yang mengenakan ban kapten pelangi.
Sementara itu, pada pertandingan lain, kapten timnas Myanmar, Maung Maung Lwin, juga menggunakan ban kapten yang sama, saat berjumpa tim tuan rumah Singapura.
Baca Juga: Atlet Dikritik soal Bonus, Netizen Ramaikan Tagar 'Apresiasi untuk Atlet'
Sejarah Bendera Pelangi
Bendera pelangi memang identik menjadi simbol gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di dunia.
Dilansir dari Britannica, bendera pelangi ini pertama kali dikibarkan dalam acara Gay Pride pada 25 Juni 1978 di San Francisco, Amerika Serikat.
Baca Juga: Profil Safuwan Baharudin, Bek Singapura yang Rajin Berkarier di Luar Negeri
Sebagai informasi, Gay Pride merupakan festival yang digelar rutin setiap tahun sebagai momen untuk memperjuangkan status perkawinan sesama jenis.
Aktivis sekaligus pejuang hak-hak LGBT, Gilbert Baker, menjadi sosok pertama yang memperkenalkan bendera pelangi ini.
Kabarnya, seniman kelahiran Kansas itu diminta Harvey Milk, politisi gay Amerika Serikat pertama yang terpilih untuk menduduki jabatan publik di California.
Baca Juga: Respons Cristiano Ronaldo usai Debut Manis Rangnick di Manchester United
Awalnya, bendera pelangi pertama yang dirancang Baker terdiri dari delapan warna yang masing-masing memiliki muatan makna yang berbeda.
Warna merah muda menyala menyimbolkan seks. Warna merah melambangkan kehidupan. Sementara warna ranye adalah penyembuhan, dan warna kuning adalah sinar matahari.
Selain itu, warna hijau mewakili alam, sementara warna pirus menyimbolkan kesenian. Adapun yang terakhir, warna nila merepresentasikan keharmonisan.
Baca Juga: Thailand dan Myanmar Pakai Ban Kapten Pelangi, Netizen Indonesia Murka
“Seksualitas kita terdiri dari seluruh jenis warna. Kia semua adalah gender, ras, dan usia,” ujar Baker seperti dilansir Tirto.id dari National Geographic.
Sementara itum sejak tahun 2008, varian umum yang paling sering digunakan oleh bendera pelangi menggunakan enam strip warna.
Keenam warna tersebut yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan violet. Pada umumnya, bendera tersebut dikibarkan secara horizontal dengan strip merah di bagian atas.
Pada akhirnya, bendera pelangi ini resmi ditetapkan sebagai simbol perjuangan sekaligus kebanggaan kaum LGBT sejak tahun 1994.
Selain itu, Museum of Modern Art (MoMA) juga telah menetapkan bendera pelangi yang dirancang oleh Gilbert Baker ini sebagai simbol yang diakui secara internasional.