chatwithamelia.xyz - Kepulauan Faroe memang bukan negara dengan kekuatan sepak bola yang mumpuni di Eropa. Tapi, mereka punya kisah unik soal si kulit bundar.
Negara yang terletak di antara Skotlandia dan Islandia di Atlantik Utara ini memang tidak besar, luas wilayah mereka cuma 1.399 km persegi.
Dengan luas wilayah yang tidak lebih luas dari Jakarta Selatan, jumlah populasi di Kepulauan Faroe cuma 54 ribu jiwa. Mereka menjadi negara ke-214 dengan jumlah populasi terbanyak di dunia.
Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol Malam Ini: Ada Barcelona vs Elche, Valencia vs Celta Vigo
Meski begitu, Kepulauan Faroe disebut sebagai negara yang gila bola. Sebanyak 60% dari seluruh penduduk Kep Faroe, rutin main sepak bola.
Dengan begini, Kepulauan Faroe menjadi negara teratas sepak bola per kapita dengan satu dari setiap tujuh penduduknya adalah pesepak bola.
Sayangnya, fragmen macam ini tidak didukung dengan kondisi alam. Faroe punya musim dingin dengan rata-rata hujan 260 hari per tahun.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Malam Ini: Ada Wolverhampton Wanderers vs Manchester City
Ditambah dengan angin kencang dan badai, kondisi ini tidak memungkinkan untuk menanam rumput alami sebagai lapangan sepak bola.
Oleh karena itu, akhirnya mereka menggunakan rumput sintetis sebagai solusinya. Dengan kondisi ini pula, Faroe sempat tidak bisa bermain di negaranya sendiri pada awal-awal bergabung dengan FIFA.
Sebagai informasi, Kepulauan Faroe sudah membentuk tim nasional sepak bola sejak 1930. Karena belum tergabung di keanggotaan FIFA, mereka tidak bisa banyak melakukan uji coba.
Baca Juga: Dokter PSSI Sebut Kondisi Cahya Supriadi Membaik usai Sempet Terkapar saat Lawan Hong Kong
Akhirnya Federasi Sepak Bola Kepulauan Faroe bergabung dengan FIFA pada Juli 1988. Di laga perdana kompetitif mereka, Faroe kudu bermain di Swedia karena kendala lapangan.
Meski begitu, Faroe langsung bikin kejutan di laga perdana kompetitif mereka. Faroe berhasil mengalahkan Austria 1-0 di Kualifikasi Piala Eropa pada 12 September 1990.
Pencetak gol bersejarah Faroe saat itu adalah Torkil Nielsen, seorang pesepak bola sekaligus salesman, dan sekaligus pecatur (salah satu yang terbaik di dunia).
Di kompetisi besar, Kepulauan Faroe tidak bisa berbuat banyak, Mereka belum pernah lolos ke Euro atau Piala Dunia.