chatwithamelia.xyz - Mengenal lebih jauh sosok Bibras Natkho, kapten Timnas Israel yang ternyata merupakan seorang Muslim atau beragama Islam.
Israel kerap diidentikkan dengan negara yang anti Islam. Hal ini melekat kepada mereka seiring adanya konflik dengan Palestina.
Konflik tersebut membuat Israel pun ‘dimusuhi’ oleh negara-negara yang mayoritas beragama Islam, seperti negara-negara Arab dan juga negara-negara lainnya seperti Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga: Absen di Laga Pertama, Striker Eks Liga Inggris Bakal Teror Timnas Indonesia di Jilid Kedua
Meski mendapat label anti Islam, Israel yang terletak di Asia Barat dan negara-negara Arab, ternyata tak terlihat begitu anti dengan hal berbau salah satu agama Samawi itu.
Hal ini dibuktikan di kancah sepak bola, di mana Timnas Israel menunjuk pemain Muslim bernama Bibras Natkho sebagai kapten tim.
Tak tanggung-tanggung, Bibras Natkho telah menjadi kapten bagi Timnas Israel terhitung enam tahun, yakni sejak 2017 hingga 2023 ini.
Baca Juga: Kondisi Suram Pemusatan Latihan Manchester United yang Lahirkan Class of 92: Bak Tempat Zombie
Di tahun ini, Bribas Natkho yang telah berusia 35 tahun memutuskan gantung sepatu dari Timnas Israel, tepat saat timnya berlaga di Kualifikasi Euro 2024.
Laga melawan Kosovo di Kualifikasi Euro 2024, Minggu (26/3), menjadi laga terakhirnya bersama Timnas Israel dan mengakhiri perjalanannya bersama The Blue and Whites.
Lantas, siapakah sosok Bibras Natkho itu? Mengapa dirinya berstatus seorang Muslim di tengah masyarakat Israel yang dominan Yahudi?
Baca Juga: Kisah Timnas Israel Tunjuk Pemain Muslim Bernama Bibras Natkho sebagai Kapten Tim
Bukan dari Etnis Yahudi
Bibras Natkho merupakan pemain berkebangsaan Israel yang lahir di Kfar Kama pada 18 Februari 1988. Meski lahir di Israel, ia justru bukanlah etnis Yahudi.
Malaha, Bibras Natkho memiliki garis keturunan Islam. Ia merupakan keturunan Circassia yang merupakan sebuah etnis dari Kaukasus Utara yang bermigrasi ke Turki.
Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Burundi di FIFA Matchday, Kick Off 20.30 WIB
Nah, keturunan Circassia ini ternyata berjumlah ribuan di Israel. Diketahui, keturunan Circassia itu tersebar di dua wilayah yakni Kfar Kama dan Rehaniya.
Meski para keturunan Circassia ini dominan beragama Islam, namun hubungan mereka dengan etnis Yahudi asli di Israel cukup baik.
Kembali ke Bibras Natkho, ia mengawali kiprahnya di sepak bola di Israel dengan bergabung salah satu akademi tim besar di negara itu, yakni Hapoel Tel Aviv.
Usai menimba ilmu di akademi, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini kemudian naik tingkat ke senior dan berhasil mencatatkan 123 penampilan di tim utama Hapoel tel Aviv.
Pada 2010, bakatnya terendus tim Rusia, yakni Rubin Kazan yang menebusnya dengan harga 650 ribu euro. Di tim ini, ia pun bertahan hampir selama empat tahun.
Setelahnya, Bibras Natkho bermain di Yunani bersama Paok Salonika pada Januari 2014. Namun kiprahnya tak bertahan lama.
Pada Agustus 2014, ia kembali ke Rusia dan bermain untuk CSKA Moskow. Di klub ini, ia lagi-lagi bertahan lama, yakni hingga empat tahun atau sampai 2018.
Pada tahun 2018, Natkho berlabuh di Olympiacos di Yunani. Akan tetapi, setahun setelahnya ia memilih bergabung ke klub Serbia, Partizan Belgrade.
Sepanjang sejarahnya di level klub, Bibras Natkho telah mencatatkan 621 laga dengan mencetak 121 gol dan 120 assist.
Adapun untuk debutnya di Timnas Israel datang pada 2010. Sejak saat itu, dirinya telah mencatatkan 88 penampilan bersama The Blues and Whites dengan sumbangan 4 gol dan 16 assist.