chatwithamelia.xyz - Memasuki pekan kesembilan, persaingan tim-tim di Liga 1 makin sengit. Salah satu tim yang kini tengah jadi perhatian yakni Mitra Kukar.
Laskar Naga Mekes yang musim lalu finis di posisi 10, mengawali musim ini dengan cukup prima. Bayu Pradana dkk mampu menunjukkan peforma konsisten berada di papan tengah klasemen sementara Liga 1.
Dari 10 penampilannya, Mitra Kukar saat ini telah mengemas 13 poin. Dengan rincian 4 kali menang, sekali imbang dan 5 kali kalah. Mereka berada empat level di atas juara Liga 1 musim lalu Bhayangkara FC yang terperosok di posisi 11 usai kalah telak 4-0 dari Arema FC di pertandingan terakhir.
Kunci kesuksesan Mitra Kukar di awal musim ini bisa dibilang tak lepas dari sosok ujung tombaknya Fernando Rodriguez Ortega. Peran pemain asal Spanyol ini terbukti ampuh untuk mendongkrak laju Mitra Kukar di barisan teratas Liga 1 musim ini. Debutnya yang apik membuat pemain yang pernah merumput di kasta tertinggi sepak bola Spanyol, La Liga ini untuk sementara menjadi pemain tersubur di Liga 1 dengan torehan 9 gol.
Bersama Mitra Kukar, pemain yang pernah menimba ilmu di Sevilla ini nyatanya memang telah menjadi momok bagi lini pertahanan lawan. Ia tak hanya memiliki ketajaman tetapi juga visi bermain yang baik. Bersama klub sebelumnya yakni Ceres Negros, Rodriguez menorehkan 21 gol hanya dari 12 laga yang ia jalani.
Saat ini di bawah dukungan pelatih Rafael Berges yang juga asal Spanyol, Rodriguez pun tak butuh waktu lama untuk nyetel dengan permainan tim yang bermarkas di Aji Imbut Stadium tersebut. Dengan menerapkan gaya bermain tiki-taka ala Spanyol, strategi Berges membuat Rodriguez merasa nyaman beroperasi di lini depan Mitra Kukar.
Ya, kedatangan Rodriguez di pentas tertinggi sepakbola Indonesia memang memberi warna tersendiri.
Rodriguez diboyong oleh manajemen Mitra Kukar awal Januari lalu dengan kontrak selama semusim. Ditilik dari laman Transfermarkt, penyerang berusia 30 tahun ini terakhir membela klub Liga Filipina, Ceres Negros FC. Nilai pasar terakhirnya tak diketahui tetapi saat merapat ke Ceres dari FC Cartegana (kasta ketiga liga Spanyol) nilai pasarnya mencapai Rp 3,2 Miliar.
Kehadirannya di Liga 1 bukan tidak mungkin menjadi kran pembuka bagi masuknya para pemain-pemain asal Spanyol lainnya di pentas liga Indonesia. Apalagi jika ditilik gelombang para pemain Spanyol itu sudah mulai muncul di penjuru Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.
Terhitung saat ini setidaknya terdapat 13 pemain asal negeri matador yang berkarir di kawasan Asia Tenggara. Diantaranya adalah Toni Doblas, Bienve Maranon dan Manuel Herrera yang kini merumput di klub Filipina, Ceres Negros. Lalu ada pula Kiko Insa yang lebih dulu mencicipi panasnya liga Indonesia dengan bergabung bersama Arema FC dan Bali United sebelum akhirnya melabuhkan diri bersama klub Thailand Bangkok Glass.
Mari kita tunggu bagaimana kiprah mereka lebih jauh di pentas liga domestik Asia Tenggara.