chatwithamelia.xyz - Timnas Indonesia U-16 mendulang sukses untuk pertama kalinya keluar sebagai kampium AFF U-16. Skuat Garuda Asia memastikan tampuk juara setelah menundukkan Thailand di laga final AFF U-16 lewat adu penalti yang berakhir dengan skor 4-3 (1-1).
Di antara deretan pemain top Timnas Indonesia U-16, nama Amiruddin Bagus Kahfi menjadi salah satu pemain yang bersinar di ajang AFF U-16 2018. Ketajamannya di lini serang membuat skuat besutan Fakhri Husaini menjadi yang paling produktif di sepanjang gelaran AFF U-16.
Nama pemain yang berasal dari Dusun Sindas, Pancuranmas, Secang, Kabupaten Magelang ini pun kini tercatat sebagai top skor AFF U-16 dengan torehan 13 gol memecahkan rekor top skor di ajang serupa yang dicetak oleh duo bomber Australia, Marc Moric dan John Robert yang masing-masing hanya mampu mengemas 8 gol saja.
Baca Juga: Top Skor AFF U-16, Bagus Kahfi Samai Total Gol Timnas Malaysia
Siapa mengira, Bagus Kahfi dan kembarannya Bagas Kaffa yang sama-sama memperkuat Timnas Indonesia U-16 di ajang AFF U-16 2018, bakal punya karir gemilang di pentas sepakbola dan mengharumkan nama Magelang di level internasional.
Apalagi sebelumnya, kedua pemain ini sebetulnya sempat diragukan bisa meniti karir di sepakbola.
Kepada chatwithamelia.xyz, ayahandanya Yuni Puji Istiono berkisah, dahulu Bagus dan Bagas sebetulnya sama seperti anak kecil pada umumnya, menyukai sepakbola tapi hanya sekadarnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-16 Juara Piala AFF U-16 2018!
Keduanya mengenal sepakbola dari sang kakek yang sering memberikan hadiah bola untuk mereka bermain. Berawal dari situ, duo kembar identik penyuka sop ayam dan mangut lele itu mulai menyukai olahraga sepakbola.
Tetapi beranjak sekolah dasar baik Bagus dan Bagas sempat gandrung dengan olahraga otomotif yakni motocross. Menjalani dua hobi olahraga yang berbeda membuat Yuni bimbang soal masa depan sang anak.
"Dulu itu kalau yang ngenalin sepakbola justru kakeknya. Mulai dari kecil dikasih hadiah bola buat berdua mainan. Cuma beranjak SD itu mereka juga suka dengan motocross, nah saya juga sempat bingung waktu itu ini mau menekuni sepakbola apa motocross karena mereka aktif di dua olahraga itu," ungkapnya, Minggu (12/8/2018).
Baca Juga: VIDEO: Iniesta Cetak Gol Debut Spektakuler di Liga Jepang
Di tengah kebimbangan itu, guru olahraga SD Bagus dan Bagas meyakinkan Yuni bahwa sang anak memiliki bakat luar biasa di sepakbola jika terus diasah. Yuni pun mengikuti saran gurunya tersebut.
"Dulu sebelum diasuh sama bu Rahayu, Almarhum pak Mukhson guru olahraga SD Pancuranmas yang pertama kali tahu bakat Bagus dan Bagas. Dia juga yang meyakinkan saya kalau Bagus dan Bagas ini punya bakat luar biasa di sepakbola. Dari situ saya mulai meyakinkan kedua anak saya untuk fokus ke sepakbola," jelas mantan lurah Sindas ini.
Yuni pun mulai mengikutsertakan kedua anaknya itu di sekolah sepakbola di dekat kampungnya sejak kelas 2 SD. Tercatat, Bagus dan Bagas sempat bergabung dengan sejumlah sekolah sepakbola di antaranya SSB Putra Deltras, SSB Blue Eagle, SSB Undip, SB Putra Kalimantan Tengah. Mereka juga pernah bermain di Frenz United Malaysia dan Chelsea Singapura.
Baca Juga: Final AFF U-16, Timnas Indonesia U-16 Ungguli Thailand di Babak I
Keduanya pun sempat melewati jalan yang berliku. Mulai dari diremehkan karena berpostur kecil hingga dibekap cedera panjang.
Tetapi takdir akhirnya membawa mereka ke Timnas Indonesia U-16 di bawah besutan Fakhri Husaini.
"Dulu Bagas dulu yang lolos seleksi timnas, tapi sempat dikembalikan lalu Bagus yang lolos. Nah entah karena chemistry sejak lahir penampilan Bagus sempat turun waktu di seleksi timnas karena terpisah sama kembarannya Bagas. Beruntung di akhir seleksi keduanya bisa bersama-sama," tambahnya.
Sementara itu, pelatih pribadi Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa, Muchamad Nur Zen mengungkapkan sudah melatih keduanya sejak usia 6 tahun. Kedua penggawa Timnas Indonesia U-16 itu diberkahi bakat alami yang luar biasa.
Selain memiliki fisik yang prima, Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa juga memiliki skill mumpuni. Ia menyebut jika kemampuan Bagus dan Bagas sebetulnya di atas level para pemain di ajang AFF U-16.
"Berdasar pengalaman saya mengikuti perkembangan Bagus dan Bagas, mereka itu punya bakat alami yang mengalami perkembangan pesat. Kalau boleh dibilang permainan mereka di level AFF U-16 itu setara seperti di level biasa, karena kemampuan mereka bermain itu bisa jauh lebih dari yang sekarang," terangnya.
Di laga final AFF U-16 2018 semalam, Bagus dan Bagas pun tampil luar biasa bersama para penggawa Timnas Indonesia U-16 lainnya. Bagas yang bertugas di bek sayap sebelah kanan berulang kali mampu meredam serangan skuat Thailand meski dengan kepala berbalut perban setelah pelipisnya mengalami luka seusai berbenturan dengan penggawa Garuda Asia lainnya kala menghalau serangan Thailand.
Sedangkan Bagus juga tampil mengesankan lewat sumbangan satu gol kala melakoni adu penalti setelah Thailand sebelumnya mampu menyamakan kedudukan 1-1 di waktu normal.