chatwithamelia.xyz - Hasil akhir timnas Indonesia U-23 vs Palestina U-23 dimenangkan oleh Palestina dengan skor tipis 1-2, hasil ini membawa Palestina menggeser Hong Kong di puncak klasemen sementara grup A cabang olahraga Asian Games 2018.
Palestina unggul lebih dulu lewat Oday Dabbagh di menit 16 memanfaatkan penalti yang gagal, namun Irfan Jaya berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit 23.
Setelah babak pertama berakhir 1-1, Palestina mencetak gol kemenangan mereka lewat Mohamad Darwish di menit 51.
Baca Juga: Klasemen Grup A Asian Games 2018 Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah
Dengan kekalahan ini, Indonesia tertahan di peringkat ketiga Grup A dengan poin 3, hasil dari satu kemenangan dan satu kekalahan.
Penampilan timnas Indonesia U-23 bisa dikatakan mengalami perbedaan yang cukup signifikan dibanding saat mengalahkan Taiwan dengan skor telak 4-0.
Berikut beberapa alasan di balik kekalahan timnas Indonesia U-23 vs Palestina:
Baca Juga: Kalahkan Real Madrid, Atletico Madrid Raja Tanah Eropa
1. Strategi False Nine Gagal
Pelatih Luis Milla dengan berani mengambil keputusan untuk menggunakan strategi false nine sejak menit awal, namun nyatanya apa yang ia harapkan tidak terjadi di lapangan.
Milla mengistirahatkan bomber Alberto Goncalves dan Stefano Lilipaly didapuk sabagai striker palsu yang berada di barisan paling depan, sementara Septian David Maulana berdiri di belakang Lilipaly.
Baca Juga: Luis Milla Akui Strategi False Nine Timnas Indonesia U-23 Keliru
"Tadi Septian saya ganti karena Palestina saat itu mulai mendominasi. Kita agak kesulitan ketika ditekan oleh mereka. Makanya kita tambah kecepatan, akhirnya Lilipaly bisa main di tempat biasanya. Saya kira ini sudah tepat, ini hal terbaik yang bisa kita lakukan," kata Milla usai pertandingan.
Strategi ini dilakukan Milla untuk mengatasi recovery pemain yang harus dilakukan dengan baik mengingat jadwal Asian Games yang padat.
2. Ruang Tembak Palestina Terbuka
Baca Juga: Real Madrid Kebobolan Empat Gol, Lopetegui Anggap Itu Tak Wajar
Meski menguasai penguasaan bola, serangan timnas Indonesia kurang efektif. Para pemain Palestina tercatat melakukan 17 tendangan dengan delapan tembakan tepat sasaran sementara Indonesia hanya melakukan enam tembakan dan hanya satu yang tepat sasaran.
Lini tengah Indonesia sepertinya memang jadi sorotan dalam hal ini, duo Hargianto-Zulfiandi sering kali terlalu lebar sehingga pemain Palestina bebas mengalirkan bola ke depan.
Mohamad Darwish pada menit ke-51 jadi bukti lini tengah terbuka dan pemain tengah Palestina bisa melepaskan assist dengan bebasnya.
3. Lini Belakang Kurang Tenang
Rotasi pemain di lini belakang yang dipercayakan pada Ricky Fajrin, Hansamu Yama, Bagas Adi, dan Gavin Kwan Adsit cukup mempengaruhi permainan timnas Indonesia U-23.
Penalti yang didapatkan Palestina pada menit ke-16 sebenarnya tidak perlu terjadi jika Zulfiandi yang turun ke bawah bermain lebih tenang.
Setelah itu pada saat penalti, Andritany Ardhiyasa sebenarnya sudah berhasil menyelamatkan gawang, tapi karena pemain lain yang masih belum panas terlambat mengamankan bola muntah yang langsung disambar Oday Dabbagh.