chatwithamelia.xyz - CEO kompetisi sepak bola amatir Bandung Premier League (BPL), Doni Setiabudi alias Jalu, turut buka suara atas desakan masyarakat sepak bola Indonesia kepada PSSI untuk menggunakan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 2019.
PSSI tengah mendapat sorotan dari pecinta sepak bola Indonesia lantaran kepemimpinan wasit menjelang Liga 1 2019 belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Terbukti, insiden-insiden yang membuat pemain ribut di lapangan masih kerap terjadi di gelaran Piala Indonesia 2019.
Pertandingan antara Bhayangkara FC versus PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Jumat (3/5/2019), misalnya. Laga itu sempat geger karena gol pemain asing Bhayangkara FC, Anderson Salles, tidak disahkan oleh wasit.
Baca Juga: Demam Setan Gundul, Nama Bek Manchester City Ini Tercatut
Padahal, jika dilihat melalui tayangan ulang, sepakan Anderson Salles jelas gol karena bola sepenuhnya melewati garis gawang. Namun, lantaran bola kembali keluar dari gawang, gol itu tidak disahkan oleh wasit.
Tidak berhenti di situ, keputusan wasit ketika menghadiahi penalti Persija Jakarta pada laga kontra Bali United, Minggu (5/5/2019), juga tidak kalah mencuri perhatian. Keputusan itu protes keras dari kubu Serdadu Tridatu.
Oleh karena itu, Jalu menawarkan diri untuk menjadi operator VAR di Liga 1 2019. Bahkan, jika PSSI beralasan tidak memiliki dana, dirinya siap membantu menerapkan VAR tanpa dibayar sepeser pun.
Baca Juga: Legenda Liverpool: Luis Suarez Seperti Tikus, Licik, dan Kotor
"Izinkan kami jadi operator VAR di Liga Indonesia. Kami siap tidak diobayar asal sepak bola Indonesia lebih baik," kata Jalu di laman Instagram resmi BPL.
Bandung Premier League memang merupakan salah satu kompetisi amatir di Indonesia yang cukup modern. Sebab, dalam kompetisi tersebut, seorang perangkat pertandingan akan disediakan alat komunikasi, papan pergantian elektronik, vanishing spray, serta VAR.
Baca Juga: Unggul 3 Gol, Pelatih Barcelona Enggan Remehkan Liverpool