chatwithamelia.xyz - Pecinta sepak bola Tanah Air tentu tak asing dengan nama Rochy Putiray. Pria yang kini berusia 51 tahun dikenal sebagai salah satu talenta terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Rochy Putiray lahir di Maluku pada 26 Juni 1970. Sebagai pesepak bola yang beraksi di atas lapangan, pria yang dulunya berperan sebagai penyerang ini identik dengan gaya rambut warna-warni.
Tak hanya gaya rambut warna-warni, Rochy pun dikenal ‘nyentrik dengan sepatu yang berwarna-warni atau bahkan berbeda merek antara sepatu kanan dan sepatu kiri yang dikenakan.
Baca Juga: H-1 Kick Off, Piala Wali Kota Solo Resmi Ditunda
Selain karena aksi nyentriknya, Rochy Putiray juga dikenal karena kehebatannya sebagai penyerang. Banyak gol telah ia ciptakan baik untuk klub maupun Timnas Indonesia.
Awal karier Rochy sendiri dimulai dari Arseto Solo. Dikutip dari laman Transfermarkt, ia berada di Arseto Solo sejak 1987 hingga 1990 sebelum dipinjamkan ke Dukla Praha, klub asal Ceko.
Pada 1992, Rochy kembali ke Arseto dan bermain hingga tahun 1999 sebelum menyeberang ke Persija Jakarta. Tak lama di ibu kota, ia pun berpetualang ke Hong Kong dengan bergabung klub Instant-Dict pada tahun 2000 hingga 2001.
Baca Juga: Body Goals Sophia Latjuba di Kolam Renang, Disebut Bikin Jiwa Bergelora
Namanya melambung di Hong Kong berkat torehan 20 gol dari 15 laga bersama Instant-Dict yang membuatnya bermain untuk klub raksasa, Kitchee SC sejak 2002 hingga 2004 dengan torehan 41 gol.
Selain karena pernah membela tim asing, Rochy dikenal pula akan prestasinya bersama Timnas Indonesia. Pada tahun 1991, ia mampu menyumbangkan medali emas SEA Games di Filipina dari cabang sepak bola.
Selama membela Timnas Indonesia sejak 1991 hingga 2004, Rochy Putiray mencatatkan 41 caps dan mencetak 17 gol.
Baca Juga: 7 Potret Cora Gauthier, Istri Karim Benzema yang Jarang Disorot
Pernah Membuat AC Milan dan Carlo Ancelotti Malu Setengah Mati
Dalam petualangannya ke Hong Kong, Rochy Putiray tak sekadar menorehkan tinta emas dengan gol-golnya saja. Ia pernah membuat kocar-kacir pertahanan klub raksasa Eropa, AC Milan.
Baca Juga: Euro 2020, Tarian Aduhai Georgina Gagal Bawa Hoki Buat Ronaldo
Kejadian tersebut terjadi di 30 Mei 2004. Saat itu, publik Hong Kong dibuat takjub dengan kemenangan Kitchee SC atas tim kuat asal Italia, AC Milan di laga persahabatan.
Kitchee yang diperkuat Rochy mampu membuat AC Milan tak berdaya dengan skor 2-1. Padahal saat itu, Rossoneri yang ditukangi Carlo Ancelotti turun dengan beberapa pemain bernama besar.
AC Milan mampu mencetak gol terlebih dahulu di awal babak kedua lewat Andriy Shevchenko lewat Crossing Serginho. Satu gol itu pun berhasil dibalas Kitchee SC berkat gol Rochy di menit ke-67 dan 80.
Hasil itu membuat Carlo Ancelotti malu bukan main. Kendati tak banyak diperkuat pemain bintangnya, tetap saja AC Milan seharusnya bisa menang atas Kitchee yang berstatus Runner Up di liga Hong Kong kala itu.
“Tak pernah menyenangkan untuk kalah. Hal terpenting adalah memberi permainan bagus untuk penonton dan saya rasa kami telah memenuhi itu. Selalu ada kejutan di sepak bola,” ucap Ancelotti dikutip dari laman The Star.
Sedangkan bagi Rochy, dua gol itu membuat namanya melambung. Pasca dua kali menjebol gawang AC Milan, ia yang kala itu berusia 33 tahun tak dapat menutupi kebahagiaannya.
“Saya sungguh tak menyangka hasil ini. Itu adalah mimpi bisa mencetak dua gol melawan tim seperti AC Milan. Saya sangat senang bisa diberi kesempatan melawan tim seperti ini (AC Milan),” tutur Rochy Putiray.