chatwithamelia.xyz - Sepak bola Tanah Air dikejutkan dengan kabar kurang mengenakkan dari mantan bos Sriwijaya FC dan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.
Alex Noerdin ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembelian gas bumi oleh BUMD Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Sumatera Selatan 2010-2019.
Dalam kasus ini, Alex disebut berperan menyetujui kerjasama pembelian gas bumi antara PDPE dan DKLN untuk membentuk PT PDPDE Gas saat menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan pada periode 2008-2013 dan 2013-2018.
Baca Juga: Pelatih AHHA PS Pati: Persis Solo Bagus, Tapi Kami Juga Sama Bagusnya
Adanya dugaan korupsi dalam kasus ini lantas membuat Alex ditahan. Belum usai kasus ini, pria berusia 71 tahun tersebut juga ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi lainnya, yakni korupsi Masjid Sriwijaya.
Alex Noerdin ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan terkait kasus dana hibah Masjid Sriwijaya Palembang tersebut.
Dalam kasus ini, Alex diperiksa karena saat menjabat sebagai Gubernur, ia menyetujui dan memproses dana hibah Masjid Sriwijaya.
Baca Juga: 5 Pemain Hebat yang Sedang Kesusahan di Klub Baru, Ada Messi hingga Sancho
Disebutkan, Alex menerima aliran dana Rp2,4 miliar terkait proyek Masjid Sriwijaya Palembang. Hal tersebut terungkap saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan empat terdakwa korupsi dana hibah, seperti yang dilansir dari Antara.
Karena kasus korupsi tersebut, kini pembangunan Masjid Sriwijaya pun mangkrak kendati dana yang telah dikucurkan untuk pembangunannya mencapai Rp130 miliar.
Kasus-kasus tersebut tak ayal mencoreng citra Alex di mata masyarakat Sumatera Selatan. Padahal kepemimpinannya dianggap baik, termasuk dalam urusan memajukan sepak bola Sumsel.
Baca Juga: Pemain yang Bersinar Lagi Usai Cedera, Ada yang Juara Euro dan Piala Dunia
Alex diketahui merupakan mantan bos Sriwijaya FC di mana di tangannya Laskar Wong Kito menjadi salah satu tim elite di sepak bola Indonesia.
Alex Noerdin merupakan politikus papan atas Indonesia yang lahir pada 9 September 1950. Ia merupakan putra ketujuh dari pasangan H. Muhammad Noerdin Pandji, salah satu tokoh pejuang kemerdekaan, dan Hj. Siti Fatimah.
Baca Juga: Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC, Lanjutkan Tren Tak Terkalahkan
Karier politik Alex Noerdin telah terlihat sejak usia muda di mana ia terpilih sebagai Ketua DPC Pemuda Panca Marga Kodya Palembang pada 1981.
Di era 80 an, pria yang kini merupakan anggota DPR tersebut aktif di dunia partai dengan menjabat sebagai Juru Kampanye dan Pengajar Karakterdes ar dan Wakil Sekretaris DPD ar Palembang.
Karier politiknya lantas melesat tinggi saat Alex terpilih sebagai Bupati Musi Banyuasin pada 2001 di mana ia menjabat hingga 2007. Di tengah masa jabatannya sebagai Bupati, ia pun mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Sumatera Selatan.
Karena pamor dan rekam jejaknya, Alex pun terpilih sebagai Gubernur Sumatera Selatan pada 2008 di mana ia menjabat selama dua periode hingga 2018.
Dalam perjalanan kariernya sebagai Gubernur Sumatera Selatan, Alex pernah mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Namun ia gagal dalam pencalonan ini.
Setelah mangkat dari jabatan Gubernur, Alex sempat vakum dari dunia politik sebelum akhirnya pada 2019 ia mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) sebagai calon anggota DPR Partai ar di mana ia sukses melenggang ke Senayan.
Selain memiliki karier apik di ranah politik Tanah Air, Alex tercatat aktif dalam dunia olahraga Indonesia di mana ia pernah menjabat jabatan strategi di organisasi-organisasi olahraga.
Alex tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Wakil Ketua PB PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia), dan Ketua Umum Perbakin Sumatera Selatan (Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia).
Meski begitu, rekam jejaknya di dunia olahraga paling mentereng ada di kancah sepak bola bersama Sriwijaya FC di mana di masa kepemimpinannya, Laskar Wong Kito meraih beragam gelar prestisius.
Gelar yang mampu diraih Sriwijaya FC dalam binaannya antara lain gelar juara Liga Indonesia 2008 dan 2010 serta Copa Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010.