chatwithamelia.xyz - Dunia sepak bola Indonesia kembali diterpa kabar duka. Kali ini kiper legenda Timnas Indonesia, Ponirin Meka, dikabarkan meninggal dunia.
Sang legenda dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (10/4/2022), setelah sempat dirawat karena mengalami serangan jantung.
Kabar meninggalnya Ponirin diungkapkan oleh PSSI melalui akun Instagram resmi mereka pada Minggu malam.
Baca Juga: Kecelakaan Mobil, Mantan Kapten Timnas Kolombia Alami Cedera Parah
"Turut berduka cita atas meninggalnya Penjaga Gawang Timnas Indonesia era 80an, Ponirin Meka. Semoga amal ibadah almarhum diterima dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberi ketabahan," tulis pernyataan PSSI.
Ponirin Meka sendiri dikabarkan mengalami serangan jantung pada akhir Maret 2022. Ponirin juga sempat menjalani perawatan intensif.
Almarhum tutup usia pada 66 tahun dan disemayamkan di kediamannya di Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Baca Juga: Totalitas Bela Timnas Indonesia U-23, Marc Klok Rela Potong Libur dan Tinggalkan Keluarga
Kepergian Ponirin Meka menjadi kehilangan besar bagi sepak bola Indonesia. Ponirin adalah salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh Timnas Indonesia.
Legenda milik PSMS Medan tersebut berhasil meraih banyak prestasi baik di level klub maupun Timnas Indonesia. Lantas, siapa sebetulnya Ponirin Meka? Berikut ulasan profilnya.
Baca Juga: Momen Wasit Bundesliga Jerman Hentikan Laga Agar Pemain Muslim Mainz Buka Puasa
Ponirin Meka lahir di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 2 Februari 1956. Dia sudah hobi bermain sepak bola sejak masih anak-anak.
Ponirin muda kemudian bergabung dengan klub amatir binaan Lonsum yaitu PSSD yang merupakan klub anggota PSDS Deliserdang pada 1976.
Setahun berselang Ponirin menjadi kiper utama PSDS di Divisi 1 Perserikatan PSSI. Dia kemudian bergabung dengan PS Kinantan yang merupakan klub anggota PSMS Medan.
Baca Juga: Elkan Baggott Tak Dilepas Ipswich Town untuk SEA Games 2021, Shin Tae-yong Pusing
Perjalanannya berlanjut dengan bergabung ke Medan Putra. Bakatnya semakin terlihat dan akhirnya diajak untuk masuk ke Medan Utara pada 1979.
Bakatnya semakin terasah dan dilirik. Ponirin Meka akhirnya dipanggil memperkuat PSMS Medan pada 1982. Namanya mulai terlihat sebagai kiper legenda PSMS di ajang Fatahillah Cup 1982.
Setelah membawa PSMS Medan menjuarai Fatahillah Cup 1982, Ponirin Lubis berhasil membawa PSMS menjadi juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1982/1983.
Di laga final ajang ini, PSMS berhasil mengalahkan Persib Bandung lewat adu penalti dengan skor 3-2. Kedua tim sama-sama bermain imbang 0-0 hingga babak tambahan waktu.
Prestasi yang sama diulang oleh Ponirin Meka usai membawa PSMS menjuarai Divisi Utama Perserikatan setelah mengalahkan Persib di final 1985.
Prestasi lain di level klub milik Ponirin Meka adalah membawa PSMS Medan menjuarai Piala Kemerdekaan pada 1987.
Penampilan apiknya bersama PSMS Medan akhirnya membawa Ponirin Meka menembus Timnas Indonesia. Dia menjadi bagian Timnas Indonesia yang meraih medali emas SEA Games 1987 usai mengalahkan Malaysia di babak final.
Ponirin Meka juga membawa Timnas Indonesia melaju hingga semifinal Asian Games 1986 yang berlangsung di Korea Selatan. Indonesia saat itu kalah dari Kuwait di perebutan medali perunggu.
Setelah pensiun sebagai pesepak bola, Ponirin Meka tidak pernah tercatat berkarier sebagai pelatih. Semua jasa dan kisah heroiknya untuk PSMS dan Timnas Indonesia kini menjadi cerita setelah dirinya meninggal dunia pada 10 April 2022 di usia 66 tahun.
Kontributor: Aditia Rizki