chatwithamelia.xyz - Didirikan pada tahun 1930 oleh tujuh klub yang tercatat sebagai pendirinya, PSSI di tahun ini memasuki usia yang ke-92 pada Selasa 19 April 2022.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan induk sepak bola Indonesia, yang saat itu didirikan oleh tujuh klub di era penjajahan Belanda.
Bisa dilihat dari nama awal klub-klub tersebut di antaranya seperti Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) dan Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB).
Baca Juga: Komentator Olahraga Vietnam Sebut Timnas Indonesia U-23 Lawan Terkuat di SEA Games 2021
Lalu Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM).
Dan yang teralhir adalah Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB), namun seiring berjalannya waktu ketujuh klub ini mulai dikenal dengan nama-nama khas daerah Indonesia.
Di antaranya Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, PSM Madiun, PPSM Magelang, dan Persebaya Surabaya.
Baca Juga: Klub Pratama Arhan Tokyo Verdy Bagikan Tiket Gratis untuk Warga Indonesia di Jepang
Tujuh klub ini merupakan pendiri PSSI bersama Soeratin setelah dilakukan pertemuan di Yogyakarta pada 19 April 1930.
Lantas bagaimana nasib ketujuh klub pendiri saat PSSI kini berusia nyaris satu abad? berikut sedikit penjelasannya.
1. Persija Jakarta
Baca Juga: Punya Atlet Unggulan, Tim Bulu Tangkis Indonesia Diyakini Bisa Juara di 3 Kompetisi Berbeda
Pertama kali merengkuh gelar juara Perserikatan di musim 1978-1979 dan kembali meraih gelar Liga Indonesia di tahun 2001.
Selama 22 tahun Persija berpuasa, tak mau lama-lama nir gelar di tahun 2018 tepatnya di kompetisi Liga 1 2018 Persija kembali merayakan gelar juara.
Di era Indonesia Super League (ISL) musim 2010-2011 prestasi terbaik Macan Kemayoran terbilang cukup baik setelah finis di peringkat ketiga.
Baca Juga: Sudah Sodorkan Gaji, Persebaya Surabaya Tunggu Jawaban Brylian Aldama
Namun beda cerita saat Indonesia Premier League (IPL) muncul sebagai kompetisi tandingan di tahun 2013, Persija terperosok hingga ke peringkat 11.
Meskipun di ISL 2014 Persija nyaris lolos ke babak 8 besar, nasib kurang mujur juga dialami Persija di BRI Liga 1 2021-2022 setelah hanya finis di peringkat ke-8.
2. Persib Bandung
Persib Bandung menjadi klub yang paling stabil dari sisi finansial sejak penerimaan APBD dilarang, Maung Bandung sukses meyakinkan banyak sponsor masuk.
Sejak era 1990-an Persib berhasil mengoleksi empat gelar juara, di antaranya Perserikatan 1989-1990, 1993-1994, Liga Indonesia 1994-1995 dan ISL 2014.
Di masa pembekuan PSSI pada 2015, Persib bahkan masih mampu merengkuh gelar juara di ajang Piala Presiden pada tahun yang sama.
Dan berlaga di final turnamen Torabika Bhayangkara Cup 2016 melawan Arema Cronus, di BRI Liga 1 2021-2022 Persib nyaris menjadi juara.
Namun masalah inkonsitensi membuat mereka harus puas berada di peringkat kedua klasemen akhir kompetisi di bawah Bali United.
3. PSIM Yogyakarta
Sejarah menjadi kebanggan tersendiri bagi PSIM Yogyakarta yang pernah meraih dua gelar bergengsi kompetisi sepak bola Tanah Air.
Yakni Perserikatan di tahun 1932, setelah itu 73 tahun kemudian baru kembali meraih gelar tepatnya di tahun 2005.
Kala itu PSIM Yogyakarta keluar sebagai juara Divisi I yang saat itu masih menjadi kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia.
Sejak saat itu hingga kini PSIM masih belum lagi dapat meraih gelar, mereka masih berjuang menembus kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia untuk musim depan.
4. Persis Solo
Persis Solo sejatinya merupakan salah satu klub pendiri PSSI dengan tradisi juara, total tujuh gelar sudah dikoleksi.
Mulai dari Perserikatan era 1930-an hingga 1940-an, namun setelah itu Persis seolah tenggelam dan baru merasakan gelar juara di tahun 1994 setelah menjuarai Divisi II.
Perjuangan Persis merangkak dari bawah melalui kompetisi demi kompetisi kini berbuah manis setelah dipastikan promosi ke Liga 1 2022-2023.
Sukses merengkuh gelar juara di Liga 2 2021 menjadi tiket lolos Persis ke Liga 1 2022 berstatus tim promosi.
5. PSM Madiun
Perpecahan klub menjadi hal yang biasa untuk PSM Madiun, di tahun 1997 klub ini pernah pecah karena PSM Madiun yang dimiliki kabupaten dan kota memutuskan berpisah.
Kabupaten Madiun kemudian mengubah diri menjadi Persekama Madiun hingga sekarang dan masih menjadi anggota PSSI untuk berkompetisi di Liga Nusantara.
Sementara PSM Madiun tetap digunakan Kota Madiun, meskipun di tahun 2009 mengalami konflik dan pada 2010 melahirkan dualisme klub.
Beberapa pengurus membentuk klub baru dengan nama Madiun Putra, sementara sebagian lainnya tetap mempertahankan PSM Madiun yang kini berkompetisi di Liga 3.
6. PPSM Magelang
Selain PSM Madiun, PPSM Magelang juga menjadi salah satu klub pendiri PSSI yang belum pernah merasakan merengkuh gelar juara sejak pertama kali berdiri di tahun 1925.
Meskipun versi lain menyebutkan PPSM Magelang didirikan di tahun 1919, namun prestasi terbaik klub ini hanya menempati peringkat ketiga Perserikatan 1935.
Dan semifinal Piala Indonesia 2011-2012, nahasnya lagi klub berjuluk Macan Tidar sama sekali belum pernah merasakan mentas di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
PPSM Magelang juga pernah mengalami dualisme di tahun 2011-2013, kini tim yang bermarkas di Stadion Moch Soebroto pernah berjuang di Divisi Utama atau level kedua kompetisi Indonesia.
Di tahun 2014 PPSM hanya menduduki peringkat keenam Grup IV, dan kini mereka masih harus bermain di kasta terbawah Liga Indonesia, yakni Liga 3.
7. Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya sejatinya salah satu klub top Indonesia dengan tradisi juara yang saat ini masih coba dipertahankan.
Sejak berdiri Persebata sudah mengoleksi tujuh trofi bergengsi, lima di antaranya di era Perserikatan dan dua lainnya di Liga Indonesia.
Status klub top Indonesia memang layak disematkan, Persebaya pernah mewakili Indonesia di kompetisi Asia yakni Piala Champions Asia 1998 dan 2005.
Namun klub ini pernah pecah dan mengalami dualisme, dikarenakan Pengcab PSSI Surabaya dan klub anggota pecah kongsi saat memperebutkan legalitas Persebaya.
Kondisi ini bahkan sampai masuk ranah pengadilan, kubu turunan Pengcab PSSI Surabaya diwakili PT MItra Muda Inti Berlian (MMIB).
Sementara itu kubu klub diwakili PT Persebaya Indonesia, meskipun saat ini dualisme telah berakhir dan nama mereka dipulihkan kembali pada Kongres PSSI 2017 setelah dicoret.
Kini Persebaya menjadi kontestan di kompetisi kasta teratas Liga Indonesia dan bahkan sempat menjadi pesaing gelar di musim Liga 1 2021.
(Kontributor: Eko Isdiyanto)