chatwithamelia.xyz - Rencana PSSI untuk membawa Indonesia meninggalkan AFF dan bergabung ke Federasi Sepak Bola Asia Timur atau EAFF bisa saja mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak.
Baru-baru ini, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengakui bahwa pihaknya telah menangkap keinginan pencinta sepak bola Indonesia yang mendesak pihak federasi untuk bergabung ke EAFF.
Iriawan mengatakan, rencana ini akan dibahas terlebih dahulu oleh PSSI. Selain itu, keinginan ini juga sudah disampaikan Sekjen PSSI melalui komunikasi dengan EAFF.
“Kami akan mendiskusikannya dengan matang. Karena tidak bisa memutuskan langsung. Ditunggu saja, soal perhitungan untung-ruginya,” kata Iriawan kepada awak media.
“Kami sudah menyampaikannya lewat Sekjen (PSSI). Mungkin dia (EAFF) merasa senang saja kalau kita masuk (bergabung),” lanjutnya.
Kendati demikian, langkah PSSI untuk meninggalkan AFF dan bergeser ke EAFF bisa saja terganjal oleh beberapa pihak.
Berikut chatwithamelia.xyz menyajikan tiga negara yang berpotensi besar menggagalkan keinginan Indonesia bergabung ke EAFF.
1. Thailand
Thailand berpotensi menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang menolak keinginan Indonesia untuk meninggalkan AFF dan bergabung ke EAFF.
Sebab, Indonesia menjadi salah satu lawan termudah yang bisa dikalahkan Thailand setiap berjumpa pada gelaran Piala AFF.
Dari enam gelar juara yang diraih skuad Gajah Perang, empat di antaranya berhasil direngkuh saat menumbangkan Indonesia di partai final.
2. Malaysia
Malaysia menjadi salah satu negara yang menjadi rival terberat Indonesia di kancah Asia Tenggara. Meski ada beberapa tim yang lebih kuat, tetapi duel antara Indonesia versus Malaysia selalu menyajikan gairah tersendiri.
Malaysia bisa saja menolak keinginan Indonesia meninggalkan AFF. Sebab, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memiliki hubungan yang baik dengan PSSI.
FAM bahkan sempat membantu PSSI untuk melobi Sabah FC agar bersedia melepas Saddil Ramdani yang dipanggil timnas U-23 di SEA Games 2021.
3. Kamboja
Saat ini, Kamboja menjadi salah satu negara yang punya pengaruh di AFF. Sebab, Presiden AFF, Khiev Sameth, merupakan sosok petinggi di Federasi Sepak Bola Kamboja (FFC).
Tentu saja, Khiev Sameth akan menjadi salah satu sosok yang bersuara keras atas sikap PSSI yang berencana meninggalkan AFF.
Pasalnya, ada beberapa kerugian yang bisa dialami AFF apabila kehilangan anggota seperti Indonesia.
Beberapa di antaranya yakni menurunnya gaung turnamen di ASEAN yang berpotensi pada merosotnya kesemarakan dan nilainya di mata sponsor.