chatwithamelia.xyz - Pelatih kiper timnas Indonesia U-16, Markus Horison, menuai kritikan pedas dari publik seusai mengucapkan frasa ‘Local Pride’ pada perayaan gelar juara Piala AFF U-16 2022.
Frasa ‘Local Pride’ yang dilontarkan Markus Horison sebelum naik ke podium juara Piala AFF U-16 2022 bersama timnas Indonesia U-16 itu terjadi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022).
"Local Pride" adalah frasa yang kerap digunakan masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap karya, produk dan semua yang berasal dari anak bangsa sendiri
Baca Juga: Momen Menpora dan Ketua Umum PSSI Ikut Angkat Trofi Piala AFF U-16 2022, Netizen Heran
Ungkapan yang diucapkan Markus Horison dan kawan-kawan nyatanya membuat warganet bertanya-tanya. Banyak yang menganggap itu merupakan sindiran terhadap pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong diketahui merupakan pelatih asal Korea Selatan yang telah ditunjuk PSSI menangani timnas Indonesia dari U-19, U-23 hingga senior sejak 2019.
Namun, selama menukangi timnas Indonesia, Shin Tae-yong belum berhasil mempersembahkan gelar juara bagi tim Merah Putih. Salah satu prestasinya sejauh ini adalah meloloskan timnas Indonesia ke putaran final Piala Asia 2023
Baca Juga: Link Live Streaming Persis Solo vs Persita Tangerang di Liga 1 2022, Kick Off 18.15 WIB
Selain itu, ucapan ‘Local Pride’ yang disampaikan Markus Horison bisa juga dikaitkan dengan keinginan Shin Tae-yong menggunakan pemain-pemain naturalisasi untuk timnas Indonesia.
Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan kondisi timnas Indonesia yang seluruh kekuatannya menggunakan pemain maupun pelatih lokal.
Baca Juga: Link Live Streaming Dewa United vs Bhayangkara FC di Liga 1 2022, Kick Off 15.15 WIB
Markus Horison merupakan salah satu mantan penjaga gawang timnas Indonesia yang kini memutuskan untuk melanjutkan kariernya di dunia sepak bola.
Sebagai informasi, Markus Horison Ririhina merupakan nama kelahirannya. Namun, semenjak menjadi mualaf, namanya berubah menjadi Markus Haris Maulana.
Lelaki kelahiran Pangkalan Brandan pada 14 Maret 1981 ini mengawali perjalanannya menimba ilmu sepak bola bersama Diklat PPLP Sumatera Selatan, yakni mulai tahun 1998-2000.
Baca Juga: Dibantai Brentford 4-0, Manchester United Catat Rekor Teburuk dalam 30 Tahun
Setelah itu, dia direkrut PSL Langkat untuk mengawali kiprahnya di level amatir. Markus juga tercatat pernah memperkuat sejumlah klub asal Sumatera lainya.
Mulai dari PS Batam (2001-2002), Persiraja Banda Aceh (2002-2003), PSMS Medan (2003-2008, 2009, dan 2011-2012).
PSMS Medan menjadi tim profesional pertamanya. Meski sudah bergabung sejak 2003, tetapi Markus baru bisa merebut tempat utama di skuad Ayam Kinantan pada 2006.
Setahun berselang, Markus dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia yang saat itu masih diasuh oleh Ivan Kolev. Sejak saat itu, ia selalu jadi salah satu kiper yang diandalkan untuk skuad Garuda.
Bahkan, Markus menjadi salah satu sosok pemain yang turut andil mengantarkan timnas Indonesia melaju ke partai final Piala AFF 2010. Sayangnya, timnas Indonesia kalah di partai final saat menghadapi Malaysia.
Selain klub-klub yang disebut di atas, Markus juga pernah memperkuat Arema Indonesia (2009-2010), Persib Bandung (2010-2011), Persidafon Dafonsoro (2012-2013), PSM Makassar (2013-2015), hingga PPSM Magelang (2015-2016).
Setelah memutuskan untuk pensiun pada tahun 2017, Markus kemudian melanjutkan kariernya menjadi pelatih kiper di Aceh United. Dari sana, dia mendapat pekerjaan dari Bima Sakti untuk mengasuh timnas Indonesia U-16.