chatwithamelia.xyz - Mantan CEO PSS Sleman, Viola Kurniawati membongkar borok PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang merupakan operator untuk kompetisi Liga 1 Indonesia.
Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita menjadi salah satu nama dari enam tersangka tragedi Kanjuruhan yang diumumkan oleh Kapolri Listyo Sigit. Menurutnya, operator liga juga terakhir memverifikasi stadion pada tahun 2020 lalu
Eks CEO PSS Sleman yang bernama Viola menjelaskan bahwa LIB selaku divisi kompetisi seakan bertindak arogan ke pihak klub beserta Liga 1. Hal itu banyak mendapatkan komplain dari bebera klub.
Baca Juga: 4 Tim AFF yang Berpotensi Lolos ke Piala Asia U-17 2023, Termasuk Timnas Indonesia U-16
"Sudah jamak juga mendengar beberapa klub sering ribut dan komplain soal pola komunikasi divisi kompetisi tersebut ke klub. Ada arogansi disitu yang membuat orang klub di level operasional juga jengah, padahal sebagai operator harusnya melayani klub yang jadi ujung tombak liga," cuit Viola.
"Saya pribadi kesal setengah mati dengar fakta-fakta yang ada di dalam perusahaan operator tersebut. Korupsi, affair, minta gaji tinggi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Viola kembali mengungkap bobrok LIB ketika mencontohkan gelaran pertandingan PSS Sleman vs Arema FC di Liga 1 2019 lalu.
Baca Juga: Sempat Dibantai Timnas Indonesia U-16, Kiper Guam Ungkap Kunci Tahan Imbang Malaysia
"Dulu pas saya masih di PSS, ketika opening Liga 1 2019 PSS vs Arema yang berakhir ricuh, saya masih ingat saya ribut dengan para staf kompetisi LIB. Sebagai klub dan panpel yang baru promosi naik Liga 1, tidak ada pendampingan untuk kami di PSS. Mereka datang hanya ngatur-ngatur saja."
"Paling bikin kecewa, merekalah yang paling awal pulang duluan ketika ricuh. Panpel disalahkan, PSS disalahkan dan dihukum. Kami berjuang sendirian hingga banding. Tidak ada bantuan dari LIB sama sekali. Padahal yang urus perizinan juga kami sampai berhari-hari di Polda," pungkasnya.
Baca Juga: 4 Alasan Timnas Indonesia U-16 Bisa Kalahkan Palestina di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023