chatwithamelia.xyz - Mengenal lebih jauh sosok Ricardo Kishna, pemain yang dijuluki Ronaldo-nya Belanda dan menjadi pesaing Rafael Struick di ADO Den Haag.
Nama Rafael Struick tengah melambung di sepak bola Indonesia, usai tampil apik dalam laga FIFA Matchday Juni 2023 melawan Palestina dan Argentina.
Pemain berusia 20 tahun itu tercatat dua kali menjadi starter bagi Timnas Indonesia di lini serang dan mampu menunjukkan talentanya.
Baca Juga: Langsung Nyetel, Luis Milla Puas dengan Performa Duo Spanyol di Laga Debut Persib Bandung
Meski tak mencetak gol, penampilan Struick membuatnya menjadi perbincangan dan diyakini akan jadi penyerang masa depan Timnas Indonesia.
Siapa sangka, penampilan apik itu juga menarik atensi ADO Den Haag, klub yang dibelanya. Terbaru, Struick mendapat panggilan bergabung skuad utama.
Struick yang notabene pemain ADO Den Haag U-21, mendapat kesempatan berlatih bersama tim utama di sesi pramusim pada musim panas ini.
Masuknya Struick ke tim utama pun dibarengi harapan agar dirinya bisa menjadi pemain reguler di tim utama ADO Den Haag.
Sayangnya harapan ini bisa pupus mengingat di ADO Den Haag ia harus bersaing dengan Ricardo Kishna untuk menempati posisi winger kiri atau penyerang sayap.
Apalagi Kishna disebut-sebut sebagai Ronaldo-nya Belanda, sehingga Struick yang masih berusia muda diprediksi akan sulit bermain reguler di ADO Den Haag.
Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Biaya Pergantian Rumput JIS agar Standar FIFA, Tembus Rp6 Miliar
Karena kesulitan yang akan didapatkan Rafael Struick itu, banyak yang mencari tahu sosok Ricardo Kishna. Berikut chatwithamelia.xyz sajikan profil pemain berjuluk Ronaldo-nya Belanda tersebut.
Jebolan Ajax Amsterdam
Ricardo Kishna merupakan pesepak bola berkebangsaan Belanda yang lahir di Den Haag pada 4 Januari 1995 atau 28 tahun silam.
Awal karier Kishna di sepak bola bermula di akademi ADO Den Haag. Tapi pada 2009, ia dipinang oleh salah satu akademi klub papan atas Belanda, Ajax Amsterdam.
Usai diboyong Ajax, Kishna pun menimba ilmu di Die Toekomst selama lima tahun hingga 2014. Di level akademi ini, ia digadang-gadang sebagai bintang masa depan.
Kemampuannya sebagai winger atau penyerang sayap membuat Kishna disebut sebagai Cristiano Ronaldo-nya Belanda karena kemiripan cara bermainnya.
Sematan tersebut kemudian membuat klub Italia, Lazio, meminangnya pada 2015, atau tepat setahun setelah dirinya masuk ke tim utama Ajax.
Nahas perjalanannya di Lazio tak berjalan mulus. Selama 1,5 musim di Italia, Kishna tak berkembang dan hanya mencatatkan 21 pertandingan dengan torehan dua gol saja.
Lazio pun kemudian meminjamkannya ke Lille selama setengah musim sejak Januari hingga Juni 2017 ke Lille dan meminjamkannya ke ADO Den Hag selama dua musim dari 2017 hingga 2019.
Selama kurun waktu 2017 hingga 2019 tersebut, Kishna tak mampu tampil apik dan tak pernah mencetak gol akibat cedera parah yang ia derita.
Pada 2019, Lazio pun memutuskan memulangkannya di mana ia tak bermain sama sekali. Setahun berselang, tim berjulul Biancocelesti ini melepasnya secara gratis ke ADO Den Haag.
Usai bergabung ADO Den Haag pada 2020, Kishna jadi pilihan reguler di tim utama. Tapi ia tak mampu memberi sumbangsih penting bagi timnya, hingga timnya terdegradasi.
Meski begitu ADO Den Haag masih memberikan kepercayaan kepada Kishna, yang berujung pada sumbangan empat gol dan 10 assist di Eerste Divisie atau kasta kedua pada musim 2021/2022.
Penampilan Kishna yang apik ini nyatanya tak kembali berulang di musim 2022/2023, di mana cedera menghambat kariernya bersama ADO Den Haag.
Karena kiprah apiknya di level akademi, Kishna pun menjadi andalan bagi Timnas Belanda kelompok umur, dari U-15 hingga U-21 dengan total 19 penampilan dengan sumbangan 1 gol dan 2 assist.