chatwithamelia.xyz - Nama Roberto Martinez mengemuka di permukaan setelah santer diberitakan akan menjadi kandidat kuat pengganti Ronald Koeman di Barcelona.
Roberto Martinez dilaporkan akan kembali melatih klub pasca membela Belgia di Piala Dunia 2022 Qatar. Keinginan itu pun membuat namanya dikaitkan dengan Barcelona yang ingin mendepak Koeman.
Posisi Koeman saat ini tengah berada di ujung tanduk menyusul serangkaian hasil negatif yang diterima Barcelona di kancah domestik dan Eropa.
Baca Juga: Termasuk Liverpool, 5 Calon Klub Baru Anthony Martial jika Hengkang dari MU
Di kancah Eropa, Barcelona harus menelan kekalahan memalukan 0-3 di kandang saat menjamu Bayern Munich pada laga perdana babak grup Liga Champions 2021/22.
Lalu di pentas domestik, Barcelona saat ini terdampar di tempat ke-7. Posisi ini didapatkan setelah meraih hasil tiga kali imbang dalam lima laga awal La Liga Spanyol 2021/22.
Ironisnya, dua dari tiga hasil imbang ini didapat saat menghadapi tim gurem seperti Granada dan Cadiz. Belum lagi secara pemainan, penampilan Barcelona jauh dari kata memuaskan.
Baca Juga: Profil Anco Jansen, Eks FC Groningen Bintang Baru PSM Makassar
Alhasil kursi kepelatihan Ronald Koeman pun kini berguncang keras. Bisa-bisa sebelum musim 2021/22 sepenuhnya usai, ia harus mengucapkan selamat tinggal dengan Barcelona.
Di tengah pencarian pelatih untuk menggantikan Koeman, Barcelona sempat dikaitkan dengan Antonio Conte. Namun pelatih bersangkutan menunjukkan indikasi enggan bergabung Blaugrana.
Mengingat tak banyaknya pelatih berkualitas yang menganggur saat ini, Barcelona pun mencari alternatif pada sosok pelatih Timnas Belgia, Roberto Martinez.
Baca Juga: Profil Ilham Udin Armayn, Eks Selangor FC Pahlawan Kemenangan PSM vs Persik
Lantas, siapakah sosok Roberto Martinez ini dan bagaimana rekam jejaknya di dunia kepelatihan?
Roberto Martinez merupakan pelatih dan mantan pemain asal Spanyol. Ia lahir pada 13 Juli 1973, atau kini berusia 48 tahun.
Baca Juga: Jadwal Serie A Italia Pekan Ini, Ada Derby Della Capitale
Karier sepak bola Martinez sebagai pemain terbilang tak mentereng. Ia mengawali kariernya di kasta kelima sepak bola Spanyol atau Tercera Division bersama klub kampung halamannya, CF Balaguer.
Pada 1990, ia hijrah ke Real Zaragoza dan bertahan di klub tersebut hingga 1994. Setelahnya, Martinez pulang ke kampung halamannya sebelum berpetualang ke Britania Raya pada 1995.
Klub Britania Raya pertama yang dibela Martinez adalah Wigan Athletic di mana ia bermain selama enam musim sebelum hijrah ke Motherwell pada tahun 2001.
Kemudian Martinez berpindah ke klub lainnya seperti Walsall, Swansea City, dan Chester City sebelum memutuskan pensiun pada 2007.
Selama berkarier sebagai pemain, prestasi tertinggi Martinez didapat bersama Real Zaragoza yakni saat menjuarai Copa del Rey pada musim 1993/94.
Pasca gantung sepatu, Martinez lantas menekuni dunia kepelatihan.Klub pertama yang menggunakan jasanya sebagai pelatih adalah Swansea City.
Di klub inilah Martinez menancapkan diri sebagai pelatih muda berbakat di Inggris di mana bersama Swansea, ia memiliki persentase kemenangan sebesar 50,4 persen dari 125 laga.
Pada 2009, Wigan pun meminangnya sebagai pelatih. Kepindahannya ini menuai kontroversi di kalangan pendukung Swansea yang geram melihat Martinez mengingkari janjinya sendiri.
Pengkhianatan itu pun seakan menjadi karma bagi Martinez. Bersama Wigan, persentase kemenangannya sangat rendah bila dibandingkan dengan Swansea.
Bersama Wigan, Martinez hanya mencatatkan 29,1 persen kemenangan dari 175 laga. Kendati berhasil membawa The Latics juara Piala FA 2012/13, nyatanya keberhasilan itu tak dapat menutupi noda hitamnya yang membuat timnya terdegradasi ke kasta kedua.
Pasca membawa Wigan degradasi, Martinez pun melanjutkan kariernya di Everton. Di sini, kariernya pun cukup mentereng dengan berhasil membawa The Toffees finis di tempat kelima Premier League 2013/14.
Namun, raihan apik ini tak berlanjut di musim selanjutnya. Pada 2014/15, penampilan Everton menurun drastis hingga terdampar di tempat ke-11.
Pada 2016, petinggi Everton pun memutuskan memecat Martinez setelah The Toffees berada di peringkat ke-12 dengan satu laga Premier League tersisa.
Tak butuh waktu lama, Martinez kembali mendapat jabatan melatih. Kali ini, Timnas Belgia yang datang menjemputnya ada Agustus 2016.
Bersama Timnas Belgia, Martinez tergolong sukses. Ia mampu membawa Belgia meraih tempat ketiga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah saat berpartisipasi di Piala Dunia 2018.
Di bawah arahannya pula, Belgia bertahan cukup lama sebagai negara nomor 1 dalam ranking FIFA sejak 2018 hingga 2021 ini.
Rekor kemenangannya pun cukup tinggi yakni 78,1 persen dari 64 laga. Sayangnya, catatan apik ini belum dibarengi gelar bergengsi untuk generasi emas Belgia.
Martinez pun punya peluang untuk memberikan gelar internasional perdana bagi Belgia di ajang UEFA Nations League 2020/21 serta Piala Dunia 2022 di Qatar mendatang.