chatwithamelia.xyz - Beberapa pihak menyoroti perbedaan perlakuan FIFA terhadap Rusia dan Israel, meskipun keduanya dianggap tengah menghadapi konflik dengan negara lain. Pertanyaannya adalah, jika FIFA bisa melarang Rusia berpartisipasi dalam Piala Dunia 2018 karena invasi ke Ukraina, mengapa tidak melakukan hal yang sama terhadap Israel yang berpartisipasi dengan lancar dalam Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni dan juga kualifikasi Euro 2024? Sebagian berpendapat bahwa dari satu sudut pandang, konflik Israel-Palestina dapat dianggap serupa dengan Rusia-Ukraina, dengan konflik sering terjadi di kedua wilayah tersebut.
Berita olahraga internasional menyimpulkan bahwa FIFA melarang Rusia karena invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, yang mencuri perhatian dunia dan menelan banyak korban jiwa. Sebagai respons, tiga negara Britania Raya, yaitu Inggris, Irlandia, dan Wales, menolak bermain melawan Rusia, sementara FA (Federasi Sepak Bola) Inggris bersuara keras. Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga membawa Rusia ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Swedia dan Polandia kemudian mengikuti jejak dengan menolak pertandingan melawan Rusia. UEFA pun turun tangan dengan membekukan Rusia, tidak hanya tim nasionalnya tetapi juga klub-klub sepak bola yang dilarang berkompetisi di level Eropa. Tindakan ini juga melibatkan pengusiran investor Rusia dari Inggris, seperti Roman Abramovich yang merupakan pemilik Chelsea.
Baca Juga: Ada di Asia dan Terusir dari AFC, Israel Kini Berjuang untuk Tiket Euro 2024
Semua ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap invasi Rusia, tidak hanya dalam konteks olahraga tetapi juga berkaitan dengan isu politik. FIFA akhirnya mengambil langkah-langkah lebih lanjut dengan melarang Rusia berpartisipasi dalam Piala Dunia 2018 dan kualifikasi Piala Eropa 2024, bahkan dengan durasi larangan yang belum ditentukan. Di sisi lain, kasus Israel tidak sepenuhnya serupa dengan Rusia dalam konteks pelarangan oleh FIFA, dan memiliki sejarah yang panjang.
Perlakuan FIFA terhadap Rusia dan Israel berbeda karena alasan berikut:
Rusia
Pada bulan Februari 2022, FIFA dan UEFA menjatuhkan sanksi yang berat terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina. Sanksi tersebut termasuk:
Larangan bagi semua timnas dan klub Rusia untuk berpartisipasi dalam kompetisi FIFA dan UEFA.
Pembatalan Piala Dunia Wanita U-17 FIFA 2022 yang akan diadakan di Rusia.
Baca Juga: Bukti CR7 Habis? Romelu Lukaku Paling Garang, Kylian Mbappe Intai Cristiano Ronaldo
Pencabutan hak tuan rumah Piala Dunia Wanita FIFA 2023 dari Australia dan Selandia Baru dan pemberian hak tuan rumah kepada Rusia.
Sanksi ini diberlakukan karena FIFA dan UEFA menganggap invasi Rusia ke Ukraina sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip fair play dan semangat sportivitas yang dijunjung tinggi oleh organisasi tersebut.
Israel
Israel telah menjadi anggota UEFA sejak tahun 1994. Selama keanggotaannya, Israel telah berpartisipasi dalam babak kualifikasi Piala Dunia dan Piala Eropa, tetapi belum pernah lolos ke salah satu turnamen tersebut.
Pada tahun 2013, FIFA mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel karena dugaan pelanggaran terhadap Statuta FIFA. Namun, FIFA akhirnya memutuskan untuk tidak menjatuhkan sanksi setelah melakukan penyelidikan menyeluruh.
Meskipun Israel belum pernah lolos ke Piala Dunia atau Piala Eropa, mereka tetap menjadi anggota dari UEFA dan berhak untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut.
Perbedaan Perlakuan
Perbedaan perlakuan FIFA terhadap Rusia dan Israel dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, termasuk:
Skala konflik: Invasi Rusia ke Ukraina adalah konflik bersenjata yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Konflik ini memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada dugaan pelanggaran Statuta FIFA oleh Israel.
Dukungan internasional: Invasi Rusia ke Ukraina telah dikecam oleh sebagian besar masyarakat internasional, sementara dugaan pelanggaran Statuta FIFA oleh Israel tidak mendapat kecaman yang sama.
Tekanan politik: FIFA telah menghadapi tekanan politik yang besar untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, sementara tekanan politik untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel tidak begitu besar.
Perlu dicatat bahwa FIFA telah dikritik karena perlakuannya yang berbeda terhadap Rusia dan Israel. Beberapa orang berpendapat bahwa FIFA seharusnya menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap Israel, sementara yang lain berpendapat bahwa FIFA seharusnya tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sama sekali.
Perlakuan FIFA terhadap Rusia dan Israel adalah contoh yang kompleks dari bagaimana organisasi olahraga dapat terlibat dalam politik.
FIFA harus berhati-hati dalam mengambil tindakan yang dapat dianggap sebagai campur tangan dalam urusan politik negara-negara anggotanya. (*)