chatwithamelia.xyz - Salah satu olahraga yang mulai dikenal dunia berasal dari Indonesia asli buatan anak dalam negeri, adalah fullball.
Indonesia selalu terkenal dengan pencak silat sebagai olahraga asli yang dibanggakan masyarakat Tanah Air, kini muncul olahraga lainnya.
Yakni fullball, jenis olahraga bola besar yang lahir di Indonesia dan ditemukan oleh Rizky Arief Dwi Prakoso serta kawan-kawan.
Baca Juga: Tak Heboh, Warga Amerika Serikat Biasa Saja Ketemu Lionel Messi di Supermarket
Olahraga yang dihitung berbasis poin hingga competitive team play, secara keseluruhan aturan yang berlaku menggunakan 10 pemain.
Dengan komposisi lima lawan lima, satu di antara kelima pemain berfungsi sebagai hustler atau bisa disebut sama dengan kiper.
Diakui oleh Imam Cahyo Pamungkas selaku co founder fullball dalam sebuah wawancara dengan salah satu media ternama Tanah Air.
Baca Juga: Indonesia Kalah Gercep, Timnas Vietnam Sudah Umumkan Agenda TC Persiapan Piala AFF U-23 2023
Disebutkan bahwa fullball merupakan proyek 'gila' antara Imam Cahyo dan sang penemu, Rizky Arief yang mengajaknya.
Ajakan Rizky langsung diterima Imam, keunikannya olahraga ini menggunakan bola yang bisa ditendang dan dilempar untuk mendapatkan poin.
Untuk bisa mendapatkan poin, bola harus mengenai target dan gawang dengan memakai lempengan besi berper untuk menghasilkan bunyi teng.
Baca Juga: Mengenal Banten International Stadium, Bisa Jadi Alternatif Venue Piala Dunia U-17
Bola yang dipakai pun unik karena dibuat khusus sendiri agar bisa ditendang dan dilempar, meski sekilas mirip dengan bola voli.
Usai memiliki nama, perlengkapan dan regulasi, Imam dan Rizky kemudian langsung mematenkan hak cipta dari olahraga asli Indonesia itu.
Diharapkan suatu saat fullball menjadi salah satu yang bisa dipertandingkan di Olimpiade meski butuh upaya dan waktu yang tidak sedikit.
Baca Juga: Profil Rudy Golden Boy, Mantan Atlet MMA yang Lumpuhkan Pemobil Ugal-ugalan
Saat ini fullball masih dalam tahap sosialisasi secara bertahap ke seluruh masyarakat Indonesia, seperti program ke sekolah-sekolah.
Langkah itu diambil agar nantinya fullball dapat masuk ke dalam salah satu olahraga di ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas (SMA).