chatwithamelia.xyz - Mengenal lebih jauh sosok Agung Firman Sampurna, Ketua Umum (Ketum) PBSI yang belakangan disorot usai kegagalan bulu tangkis Indonesia meraih medali di Asian Games 2022.
Asian Games 2022 memang belum usai. Tapi tim Indonesia dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis harus angkat koper terlebih dahulu dari China.
Hal ini tak lepas dari kegagalan tim bulu tangkis Indonesia meraih medali di pesta olahraga empat tahunan tersebut, baik di nomor individu maupun beregu.
Kegagalan ini menjadi rekor buruk bagi bulu tangkis Indonesia yang untuk pertama kalinya gagal meraih medali di Asian Games 2022 sejak tahun 1986 silam.
Catatan buruk ini membuat nama Agung Firman Sampurna selaku Ketua Umum (Ketum) PBSI menjadi sorotan pecinta bulu tangkis Tanah Air.
Terlebih di bawah kepemimpinannya sejak 2020 lalu, bulu tangkis Indonesia mengalami penurunan prestasi di segala event bergengsi yang diikuti Asian Games 2022 ini.
Tak pelak netizen pun ramai-ramai menyorot Agung Firman Sampurna. Desakan agar dirinya mundur bahkan menggema di jagat maya dalam beberapa hari ke belakang.
Berikut chatwithamelia.xyz sajikan profil dari Agung Firman Sampurna serta rekam jejaknya sebelum dan sesudah menjadi Ketum PBSI periode 2020-2024.
Mantan Ketua BPK
Agung Firman Sampurna lahir di Madiun pada 19 November 1971. Ia sendiri dikenal sebagai anak dari salah satu politisi senior dari Partai ar, yakni Kahar Muzakir.
Meski lahir di Madiun, Agung, sapaannya, menuntut ilmu di Palembang, Sumatera Selatan, sejak bangku sekolah dasar hingga bangku kuliah.
Usai lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya pada 1996, Agung kemudian melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia program Studi Administrasi dan Kebijakan Publik.
Kemudian, Agung juga mendapat gelar doktoral (S3) di bidang yang sama di Universitas Indonesia pada tahun 2011 silam.
Saat menempuh pendidikan magister dan doktoral, Agung sempat bekerja sebagai Staf Bagian Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Wilayah/Daerah di Musi Banyuasin pada 1998-199.
Setelah itu, ia sempat menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Program Sekretariat KPUD Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2004-2005.
Kemudian, Agung bekerja di Pusat Kajian Sumberdaya Aparatur Lembaga Administrasi Negara dari 2007 hingga 2011. Dari sana, dirinya kemudian menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Usai menjadi anggota BPK Republik Indonesia dari 2012 hingga 2019, Agung kemudian menjadi Ketua BPK Republik Indonesia ke-17 pada 2019 lalu.
Agung yang disebut-sebut punya ketertarikan terhadap bulu tangkis sempat menjabat sebagai salah satu pengurus Pengprov PBSI Sumatera Selatan.
Di tahun 2019, ia juga sempat ditawari untuk mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum (Ketum) PBSI. Tapi saat itu, dirinya menolak ide tersebut.
Barulah pada 2020 Agung menerima tawaran menjadi calon Ketum PBSI. Sebulan berselang, pria yang kini berusia 51 tahun itu resmi menjabat Ketum PBSI periode 2020-2024 menggantikan Wiranto.
Saat itu, Agung menang secara aklamasi dalam pemilihan Ketum PBSI periode 2020-2024 dengan mengantongi 23 suara dari 29 pengurus provinsi PBSI.
Usai menjabat sebagai Ketum PBSI, banyak yang menyebut prestasi bulu tangkis Indonesia mengalami penurunan imbas dari kegagalan di berbagai event dunia.
Sebut saja kegagalan di Piala Thomas, Kejuaraan Dunia, hingga kegagalan tim beregu putra menembus final SEA Games 2021 lalu.
Kegagalan meraih medali di Asian Games 2022 ini pun menjadi puncak penurunan prestasi bulu tangkis Indonesia, sehingga nama Agung Firman Saputra pun mendapat sorotan tajam dari publik.