chatwithamelia.xyz - Sebuah tren buruk tengah menimpa salah satu klub besar Jawa Timur, Arema FC. Hingga pekan kelima Liga 1 musim 2018, tim asuhan Joko Susilo itu belum sekalipun meraih kemenangan.
Dua hasil imbang dan tiga kekalahan membuat skuat berjuluk Singo Edan itu kini terpuruk di dasar klasemen sementara dengan torehan dua poin.
Keadaan ini sungguh ironi. Hasil dua poin dalam lima laga merupakan start terburuk Arema FC pada lima musim terakhir di era ISL. Bahkan torehan itu tak lebih baik dari tiga laga terakhir Arema FC di masa lampau.
Baca Juga: Ternyata Ini Sebab Kegagalan Pinalti Graziani ke Gawang Liverpool
Arema FC di ISL 2017 atau saat ini bernama Liga 1 berhasil mengemas tujuh poin dari tiga laga. Pada ISL 2015, empat poin diraih dalam tiga laga, dan pada ISL 2014, poin sempurna dari tiga laga.
Poin Arema FC di tiga laga kompetisi kasta teratas sejak era ISL:
Musim Poin
Baca Juga: Salah! Kami Punya Cengiz Under
2018 1
2017 7
2015 4
Baca Juga: Mengenal Leroy Sane, Pemain Muda Terbaik Liga Inggris 2017/2018
2014 9
2013 6
Dengan tolak ukur dari masa lalu, raihan dua poin dalam lima laga merupakan awal paling buruk skuat Singo Edan.
Baca Juga: 11 Fakta Menarik Pekan Kelima Liga 1, Salah Satunya Menimpa Arema
Situasi tersebut begitu mengherankan. Pasalnya, Arema FC terhitung sebagai tim yang produktif. Rasio gol Arema FC mencapai 1,6 persen. Mereka selalu menciptakan dua gol pada setiap laga, kecuali saat Arema FC menghadapi Persija Jakarta dan Borneo FC, mereka hanya mencetak satu gol.
Perolehan Thiago Furtuoso dan kolega juga cukup produktif. Arema FC telah menciptakan delapan gol, jumlah terbanyak nomor tiga dari 18 klub kontestan.
Namun, sayangnya raihan tersebut tak diimbangi dengan organisasi pertahanan yang bagus. Saat ini, Arema telah kebobolan sebanyak 12 gol. Jumlah paling banyak di antara semua klub peserta Liga 1.
Jika dilihat lebih dalam lagi, buruknya pertahanan Arema FC terlihat ketika memasuki babak kedua.
Mulai pada laga perdana Arema FC saat melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (24/3/2018). Sejatinya, skuat Singo Edan bisa meraih poin penuh. Pada babak pertama saja, Arema sudah unggul 2-0 lewat Balsa Bozovic dan Syaiful Indra Cahya. Namun, pada babak kedua Arema melemah. Terlihat dari dua gol balasan Mitra Kukar melalui Fernando Rodriguez yang hadir hanya dalam durasi delapan yakni pada menit ke-81 dan 88'. Kemenangan di depan mata pun sirna sudah.
Berlanjut saat melawan Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Arema FC pada laga itu kalah 3-1, tetapi bukan tanpa perlawanan. Arema FC mampu mengimbangi permainan dari skuat Macan Kemayoran dengan menahan imbang 1-1 di babak pertama. Arema tertinggal lebih dulu memang lewat gol Marko Simic (27'), tetapi skuat Singo Edan membalas melalui Ahmet Atayev (35').
Sedangkan pada babak kedua, Arema FC kehilangan permainan dengan akhirnya Persija berhasil meraih kemenangan 3-1 usai Simic dan Jaimerson Xavier mencetak gol kemenangan.
Ritme yang tak jauh berbeda juga terlihat di laga Arema FC bertandang ke Borneo FC. Arema FC unggul lebih dulu di babak pertama, tepatnya pada menit ke-34 melalui Thiago Fortuoso. Namun, lagi-lagi babak kedua seolah menjadi 'kuburan'. Borneo FC berhasil menyarangkan dua gol melalui Titus Bonai pada menit ke-58 dan kembali kebobolan oleh Lerby Eliandry di menit ke-70.
Kelemahan Arema FC semakin terlihat di laga pekan kelima saat melawan Madura United di Stadion Gelora Ratu Pemelingan, Madura, Sabtu (21/4/2018). Saat itu, pasukan Joko Susilo sempat memimpin skor 2-1 hingga menit ke-66.
Tetapi 15 menit waktu menjelang bubar, Arema FC kemasukan dua gol melalui Raphael Maitimo pada menit ke-73 dan Nuriddin Davronov (87').
Rentetan kekalahan yang selalu berakar di babak kedua memperlihatkan betapa kurang baiknya organisasi pertahanan Singo Edan.
Selain itu, keterpurukan Arema saat ini diduga juga karena belum hadirnya sosok di bawah mistar yang sehebat Kurnia Meiga.
Seperti diketahui, kini Arema FC hanya memiliki dua kiper muda seperti Utam Rusdiana dan Kurniawan Kartika Ajie. Keduanya memang bagus, tapi belum sematang Kurnia Meiga yang telah terbukti di ajang Asia dan kerap penuhi panggilan Timnas Indonesia.