chatwithamelia.xyz - Timnas Indonesia meraih kemenangan membanggakan kala berhadapan dengan Taiwan di leg pertama Play Off Kualifikasi Piala Asia 2023. Namun, di balik kemenangan ini terdapat beberapa poin yang harus dibenahi jika skuad Garuda ingin menembus putaran ketiga.
Timnas Indonesia berhasil menundukkan Taiwan dengan skor 2-1 dalam leg pertama Play Off Kualifikasi Piala Asia 2023 di Buriram, Thailand (07/10/21).
Dua gol kemenangan Indonesia dicetak masing-masing di babak pertama dan babak kedua lewat Ramai Rumakiek di menit ke-16 dan Evan Dimas di menit ke-51.
Baca Juga: Profil Ramai Rumakiek, Wonderkid Timnas yang Kolongin Kiper Taiwan
Adapun gol Taiwan dicetak oleh Heng Pin Hsu di menit akhir waktu normal babak kedua usai memanfaatkan bola liar hasil tendangan bebas.
Skor 2-1 ini sejatinya menjadi modal berharga bagi Timnas Indonesia jelang menghadapi leg kedua melawan Taiwan yang akan berlangsung pada Senin (11/10/21).
Di leg kedua nanti, anak asuh Shin Tae-yong setidaknya butuh hasil imbang agar bisa melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023.
Baca Juga: Profil Mohammed Bin Salman, Pangeran Arab Pemilik Baru Newcastle United
Namun mencari hasil imbang bukanlah jalan aman bagi Timnas Indonesia yang tengah merajut asa untuk bisa kembali tampil di Piala Asia sejak 2007 silam.
Apalagi mengingat adanya kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki Shin Tae-yong untuk kembali mendapat hasil maksimal dan lolos ke Kualifikasi Piala Asia 2023.
Berikut hal-hal yang harus dibenahi Shin Tae-yong jelang leg kedua Timnas Indonesia vs Taiwan.
Baca Juga: Jurgen Klopp Ingin Sekali Latih Pemain Ini di Liverpool, Tapi Mustahil
1. Konsentrasi di Lini Pertahanan
Konsentrasi dan koordinasi di lini pertahanan masih menjadi PR besar Timnas Indonesia dari masa ke masa. Di laga melawan Taiwan pun, kurangnya konsentrasi dan koordinasi kembali setidaknya di awal dan akhir pertandingan.
Di awal pertandingan, Taiwan dengan leluasa mengeksploitasi lini pertahanan Indonesia yang terlihat tak terkoordinir dengan baik.
Baca Juga: Manajer AHHA PS Pati FC Cabut, Atta Halilintar Bereaksi
Lalu, kurangnya konsentrasi terlihat jelas dalam proses gol Taiwan. Dalam proses gol tersebut, Heng Pin Hsu mampu lolos dari kawalan dan dengan mudah menyambar bola hingga mencetak gol.
2. Ketenangan dalam Penyelesaian Akhir
Di leg pertama melawan Taiwan, Indonesia tampil begitu dominan hampir sepanjang laga. Dominasi ini terlihat dari banyaknya peluang dan serangan yang tercipta dari segala lini.
Hanya saja, dari peluang-peluang tersebut hanya dua tendangan saja yang berhasil dikonversi menjadi gol. Sisanya mampu dipatahkan kiper Taiwan, Shih Shin-An yang mampu menepis tujuh tembakan ke gawang Indonesia.
Dari sekian tembakan gawang tersebut, terdapat 1-2 peluang yang berstatus peluang emas. Dalam situasi tersebut, butuh ketenangan yang masih harus diperbaiki barisan penyerangan Indonesia.
3. Cara Membongkar Deep Block
Deep Block biasa dikenal dengan garis pertahanan rendah atau bertahan di area pertahanan sendiri. Hal ini ditunjukkan Taiwan sepanjang laga.
Indonesia yang tampil dominan, jelas dibuat frustrasi sehingga banyak melepaskan tembakan dari luar kotak penalti karena kesulitan menembus barikade pertahanan Taiwan.
Alhasil, sepanjang laga Indonesia mengandalkan lebar lapangan serta umpan lambung untuk menginisiasi serangan.
Oleh karena itu, Indonesia butuh memahami cara memecahkan Deep Block dan mulai berkreasi dalam menyerang. Dibutuhkan sosok pemain kreatif untuk melepaskan operan-operan akurat ke ruang sempit dan barisan penyerang harus pandai dalam membuka ruang serta membaca alur bola yang dibagikan dari lini kedua.