chatwithamelia.xyz - Salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, mengundang perhatian publik karena mengeluarkan pernyataan kontroversial saat mengkritik pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Pernyataan Haruna Soemitro yang diunggah kanal YouTube, JPPN.COM itu langsung menimbulkan reaksi beragam dari kalangan pecinta sepak bola Indonesia.
Haruna juga merasa komunikasi PSSI dengan Shin tidak baik-baik saja karena juru taktik asal Korea Selatan itu tersinggung ketika dikritik dan diberikan masukan oleh petinggi PSSI.
Baca Juga: 5 Pernyataan Kontroversial Haruna Soemitro yang Bikin Geger
Haruna pun mendapatkan kritikan keras di dunia maya hingga viralnya tagar #HarunaOut yang menjadi trending topic di Twitter.
Banyak yang menyayangkan pernyataan tersebut hingga mendesak Haruna Soemitro untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya.
Sebab, ada beberapa alasan kuat yang membuat Direktur Madura United itu untuk segera memberikan posisi strategis di PSSI itu kepada orang-orang yang lebih progresif.
Baca Juga: Pelatih Lechia Gdansk Bahas Masa Depan Witan Sulaeman, Jadi Pindah?
Berikut chatwithamelia.xyz menyajikan tiga alasan yang membuat Haruna Soemitro sudah semestinya pensiun dari jabatannya sebagai anggota Exco PSSI.
1. Sudah Saatnya Berganti Era
Haruna Soemitro adalah salah satu pejabat di PSSI yang berasal dari kalangan senior. Sebab, dia sudah malang melintang di dunia sepak bola sejak tahun 2003.
Baca Juga: 5 Klub Milik Orang Indonesia di Luar Negeri, Ada Eks Tim Shin Tae-yong
Awalnya, Haruna menjabat sebagai manajer Persebaya Surabaya. Setelah itu, dia menjadi manajer tim PON Jawa Timur 2004 dan sukses mengantarkan anak asuhnya meraih medali emas.
Keberhasilannya itu kemudian mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Timur karena terpilih sebagai ketua.
Haruna memang sudah berpengalaman di dunia sepak bola terlepas dari berbagai kontroversi yang mengiringinya.
Baca Juga: Haruna Soemitro Jadi Sorotan, Apa Tugas Exco PSSI?
Namun, sudah saatnya federasi sepak bola di Indonesia dipercayakan kepada orang-orang yang lebih muda demi memberikan warna baru.
2. Pemikiran Masih Konvensional
Tak berlebihan kiranya untuk menyebut Haruna Soemitro sebagai salah satu pejabat di PSSI yang pemikirannya masih konvensional.
Hal inilah yang barangkali membuat sepak bola Indonesia tak kunjung maju karena kurangnya pemikiran-pemikiran progresif.
Salah satu pemikiran kuno dan kontroversial yang baru-baru ini dilontarkan Haruna ialah menyebut bahwa hasil akhir lebih penting daripada proses.
Hal itu disampaikan Haruna karena Shin Tae-yong gagal mempersembahkan gelar juara bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
“Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya, kalau tidak juara ya belum bisa dikatakan juara,” kata Haruna.
“Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Jadi, kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi,” ia melanjutkan.
Pernyataan ini jelas mengundang kontroversi dari masyarakat. Sebab, Haruna hanya berharap hasil yang instan tanpa menghargai proses panjang agar bisa berprestasi.
3. Fokus Bawa Madura United Juara
Salah satu alasan yang membuat Haruna Soemitro sebaiknya mengundurkan diri dari jabatannya di PSSI ialah fokus mengasuh timnya, Madura United.
Sebab, sejak klub yang dulunya bernama Pelita Bandung Raya itu diakuisisi oleh Achsanul Qosasi pada Januari 2016, sampai saat ini Madura United tak kunjung berprestasi.
Sejak Haruna Soemitro menjabat sebagai manajer dan hingga akhirnya dipercaya menduduki Direktur klub, tim yang kini berbasis di Pulau Garam itu tak pernah meraih gelar juara.
Oleh karena itu, Haruna Soemitro sudah saatnya berhenti dari Exco PSSI dan mulai serius membawa Madura United menjadi klub yang bisa meraih gelar juara liga.