chatwithamelia.xyz - chatwithamelia.xyz - CEO Bhayangkara FC Sumardji blak-blakan memberikan penjelasan soal perekrutan Putu Gede Juni Antara dari Persib Bandung. Transfer yang dilakukan Bhayangkara FC ini sempat menuai kontroversi di publik sepak bola Indonesia.
Diinformasikan, Bhayangkara FC tiba-tiba menarik pulang Putu Gede karena membutuhkan tenaganya di putaran kedua Liga 1 2023/2024. Padahal Putu Gede masih terikat kontrak dengan Persib hingga 2026.
Menurut keterangan Persib, Bhayangkara FC menarik surat tugasnya dan menugaskan Putu Gede kembali ke klub lamanya tersebut.
Dalam keterangan Persib lainnya, sebagai anggota kepolisian, Putu Gede juga harus mengikuti dan mentaati panggilan yang bersifat kedinasan dan aturan penugasan dari instansinya.
Menanggapi perekrutan Putu Gede itu sendiri, Sumardji menegaskan bahwa proses perekrutannya sudah sesuai dengan prosedur.
Ia memaparkan, sejak kepindahannya ke Persib awal musim lalu, ketiga belah pihak yaitu Bhayangkara FC, Putu Gede, dan Persib sudah sepakat bahwa sang pemain bisa ditarik pulang bila dibutuhkan.
Baca Juga: Arkhan Kaka Pencetak Gol Satu-satunya Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
"Dari awal perpindahan Putu ke Persib, pihak Bhayangkara, manajemen Persib dan Putu sendiri sudah sepakat, jika Putu dibutuhkan kembali ke Bhayangkara maka pihak Persib harus melepasnya," ungkap Sumardji dikutip dari laman resmi Bhayangkara FC.
"Tidak hanya asal melepas, kami dari pihak Bhayangkara juga membayarkan konpensasi pelepasan Putu kepada pihak Persib. Jadi kabar yang selama ini beredar terkait kembalinya Putu ke Bhayangkara tanpa konpensasi itu tidak benar," tegasnya.
Sumardji juga memberikan penjelasan terkait peminjaman Witan Sulaeman dari Persija. Sama seperti Putu Gede, peminjaman Witan pun sudah sesuai prosedur.
Baca Juga: Skenario 'Enteng' Timnas Indonesia Lolos 16 Besar Piala Dunia U-17, Saingannya Argentina dan Brasil
"Kalau soal peminjaman Witan, Persija sendiri yang menawarkan kepada kami. Sebetulnya tidak hanya Witan, akan tetapi ada satu pemain lagi yang ditawarkan kepada kami. Tapi akhirnya kami hanya meminjam Witan," tutur Sumardji.
"Untuk peminjaman Witan, biaya yang kami keluarkan sangat besar. Jadi semua proses pelepasan dengan skema apapun tetap harus ada konpensasinya. Tidak benar jika hanya mendatangkan begitu saja," pungkasnya.