chatwithamelia.xyz - Sepak bola tak hanya milik kaum pria saja, olahraga si kulit bundar ini nyatanya menarik para wanita untuk terlibat langsung di dalamnya, di Inggris seorang wanita Muslim asal Somalia bernama Jawahir Roble yang menjadi wasit berhijab pertama di inggris pada Mei 2018.
Sebelum Roble, ada wasit wanita berdarah Meksiko, Chahida Chekkafi yang menjadi pioneer wasit berhijab di dunia sepak bola. Di usia 18 tahun, ia menjadi wasit berhijab pertama dalam sejarah sepak bola.
Cerita baru datang dari dunia futsal, Gelareh Nazemi Deylami yang menjadi wasit wanita pertama asal Iran yang akan memimpin turnamen futsal internasional, Olimpiade Pemuda di Buenos Aires, Argentina, Oktober 2018.
Baca Juga: Higuain: Juventus Buang Saya demi Ronaldo!
Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Nazemi bisa memimpin pertandingan berkelas dunia dan bergabung bersama wasit-wasit wanita dunia lainnya.
''Ini adalah tugas yang sangat penting. Wasit terbaik dari masing-masing negara ada di sini dan tingkat persaingannya sangat tinggi. Saya senang,'' kata Nazemi dilansir bolatimes.com dari FIFA.com.
Mondobrak Stigma
Baca Juga: 5 Potret Siva Aprilia, Ring Girl yang Dadanya Kesenggol Atlet MMA
Di balik kesuksesannya terbang ke Buenos Aires, Nazemi ternyata sudah melalui masa-masa kelam untuk mendobrak pandangan terhadap wasit wanita yang dianggap tidak bisa bersikap adil di lapangan dan dibandingkan dengan laki-laki.
''Awalnya memang sulit, tetapi sama seperti di negara lain, jika anda menginginkan sesuatu, anda bisa melakukannya. Orang-orang, terutama pria, sering mengatakan bahwa wanita bukanlah wasit yang baik,'' jelas Nazami.
Namun, semua cibiran itu menjadikan wanita berusia 34 tahun itu semakin termotivasi untuk membukti bahwa omongan mereka semua salah. Beruntung keputusan Nazami untuk menjadi wasit mendapat dukungan dari keluarganya sehingga ia bisa menjalaninya dengan percaya diri.
Baca Juga: 3 Negara ASEAN yang Pernah Juara Piala Asia U-19
Sempat Menyerah
Nazami sempat berfikir ulang tentang keputusannya memilih berkarier menjadi wasit futsal, ia mengaku tak dapat dukungan dari negaranya sendiri, Iran.
''Saya tidak memiliki dukungan di negara saya, tetapi itu membuat saya lebih kuat. saya harus melakukan apa yang ingin saya lakukan. Dan saya ingin menunjukkan, terutama kepada pria, bahwa saya mampu melakukannya. Saya melakukannya sendiri, tetapi saya mencoba dan berhasil,'' tegas Nazami.
Baca Juga: Daniele Rugani Abaikan Ketertarikan Chelsea
Masalah Wasit Wanita
Nazami menilai banyak wanita yang tertarik mendalami dunia sepak bola khususnya menjadi wasit, namun mereka selalu kesulitan mendobrak pandangan-pandangan terhadap wanita yang membatasi mereka.
''Ada tujuh atau delapan wasit perempuan lainnya, tetapi mereka semua menyerah karena betapa sulitnya itu. Keluarga atau suami mereka tidak menerimanya, mereka tidak mengerti mengapa mereka ingin menjadi wasit.''
Namun, seiring perjalanan waktu, perjuangan dan kesabaran para wanita ini berbuah manis dengan banyaknya turnamen sepak bola atau futsal antar-wanita dan dipimpin oleh wasit wanita juga.
''Hari ini, semuanya telah berubah, dan ada tiga divisi futsal yang berbeda hanya untuk wanita. Ada 50 wasit di divisi teratas dan sekitar 100 di seluruh negeri,'' kata Nazami lega.