chatwithamelia.xyz - Pebulu tangkis putri Ukraina, Anastasiya Prozorova mengaku stres memikirkan orang tua dan keluarga yang berada di tengah konflik melawan operasi militer Rusia.
Bersama rekan senegaranya, Anastasiya Prozorova saat ini tengah berada di Kampala mengikuti ajang Uganda International 2022.
Meski begitu fokus Anastasiya Prozorova terpecah belah seiring operasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Baca Juga: Thailand Panggil Panggil Pemain Chelsea dan Leicester City untuk Persiapan SEA Games 2021
Padahal Anastasiya merupakan andalan Ukraina di tiga nomor, baik tunggal maupun ganda dan kondisi ini jelas sangat mengganggunya.
Disadur dari Badminton Europe, Anastasiya tak bisa berhenti memikirkan keselamatan sang ibu dan keluarganya seiring suasana yang mencekam.
Seperti yang diketahui bersama, pasukan Rusia memang sudah mulai merangsek ke wilayah Ukraina meskipun perundingan para petinggi negara dilakukan.
Baca Juga: Ini Sosok Anak Misterius yang Angkat Trofi Piala Liga Inggris Bareng Pemain Liverpool
Anastasiya tak mampu menahan tangis karen khawatir dengan keselamatan keluarganya, ia pun mengaku stres karena kejadian ini.
"Sejak hari pertama (operasi militer Rusia), saya selalu memantau berita dan selalu menghubungi kedua orang tua saya dan mencoba menyemangati adik laki-laki saya," ucap Anastasiya.
"Namun, saya tidak kuat dan menangis. Saya tidak bisa bermain karena terlalu stres memikirkan hal ini." imbuhnya.
Baca Juga: Pratama Arhan Bertolak ke Jepang Pekan Depan, Agen: Masih Proses Visa
Kompatriot Anastasiya, Artem Pochtarov mengaku masih bisa tenang mengingat keluarganya berada di ruang bawah tanah kediaman yang memang digunakan untuk berlindung.
Artem mengaku sempat ingin turun ke jalan bersama masyarakat Ukraina lainnya untuk bergerilya mempertahankan tanah kelahirannya dari invasi Rusia.
Hingga saat ini ia juga masih menimbang-nimbang untuk mengangkat senjata membela negaranya, setiap saat harus berjaga secara bergilir.
Baca Juga: Konflik Ukraina-Rusia Makan Korban, Pelatih Shakhtar Donetsk Tewas Terkena Pecahan Peluru
"Saya tetap bertahan di rumah dan menolak meninggalkan kota ini. Berkendara di malam hari pun sangat berbahaya," ucap Artem.
"Jadi kami tetap bertahan, tidak tidur, saling berjaga-jaga, dan tinggal di ruang bawah tanah. Ada niat bergabung dengan Armada Pertahanan Teritorial Ukraina.
"Sampai sekarang pun masih menimbang-nimbang, karena saya tidak memiliki kemampuan maupun pengetahuan militer," pungkasnya.
(Kontributor: Eko Isdiyanto)