chatwithamelia.xyz - Sepakbola merupakan olahraga terpopuler di dunia yang acapkali membawa kebahagian dan antusiame bagi para penggemarnya. Ketika tim favorit Anda menang misalnya, atau saat Anda berlaku sebagai fans netral menyaksikan pertandingan yang amat mengibur.
Sepakbola juga tentu bisa membawa kesedihan, saat tim kesayangan Anda kalah secara dramatis misalnya, atau ketika tampil sangat mengecewakan dalam sebuah laga.
Well, sepakbola ternyata juga bisa membuat para pencintanya berurai air mata. Berikut ini empat momen emosional nan sedih yang membuat dunia sepakbola menangis:
Baca Juga: 5 Akademi Klub Eropa yang Produktif Menelurkan Pemain Bintang
1. Davide Astori Tutup Usia
Sepakbola Italia dan juga dunia berduka usai kapten Fiorentina, Davide Astori yang baru berusia 31 tahun, mendadak tutup usia. Sang gelandang ditemukan meninggal di kamar hotelnya pekan lalu.
Penyebab kematian Astori sendiri adalah karena serangan jantung. Suatu hal yang amat mengejutkan memang, pasalnya Astori sedianya dijadwalkan bertanding melawan Udinese dalam lanjutan Liga Italia di Stadion Friuli. Namun, Tuhan berkehendak lain.
Baca Juga: 5 Raja Gol Liverpool di Liga Inggris, Nomor 4 Kini Bela Barca
Astori bergabung dengan Fiorentina sejak musim panas 2015. Ia lantas dipercaya jadi Il Capitano Fiorentina sejak awal musim 2017/2018 ini menyusul hengkangnya Gonzalo Rodriguez.
Sebagai pesepakbola, Astori juga sempat mencicipi jersey Timnas Italia. Pada 2004-2005 ia dipanggil ke Timnas Italia U-18, dan pada 2011 menjalani debutnya di timnas senior, di era kepelatihan Cesare Prandelli.
Kepergian Astori jelas membuat sepakbola dunia, khususnya Italia, berduka. Untuk menghormatinya, seluruh laga tersisa di giornata ke-27 Liga Italia pekan lalu pun ditunda.
Baca Juga: Fenomena Kembalinya Ketajaman Cristiano Ronaldo di 2018
Sementara itu, laga-laga di Liga Champions dan Liga Europa pada tengah pekan ini juga menggelar moment of silence sebagai penghormatan terakhir untuk sosok Astori.
Banyak pesepakbola dan publik secara umum pun beramai-ramai memberi ucapan belasungkawa di media sosial. Sekitar 10.000 orang dan sederet pesepakbola top juga menghadiri prosesi pemakaman Astori pada Kamis (8/3/2018).
Baca Juga: Manchester United Kontra Liverpool, Adu Tajam Lukaku vs Salah
2. Meninggalnya Bradley Lowery
Ini juga merupakan salah satu kejadian teranyar yang membuat dunia sepakbola menangis. Fans cilik Sunderland, Bradley Lowery akhirnya menyerah dengan penyakit kanker stadium terminal yang telah lama diidapnya. Sepakbola Inggris –dan tentunya dunia– pun berduka setelah Lowery menghembuskan nafas terakhirnya pada awal Juli 2017.
Lowery yang baru berusia enam tahun itu, memang menjadi sorotan dunia karena perjuangannya melawan penyakit kanker.
Singkat cerita, Lowery didiagnosis menderita neuroblastoma, sebuah kanker yang langka pada 2013 silam. Kecintaannya terhadap sepakbola dan kisahnya yang menginspirasi, membuat Lowery sempat dijadikan maskot Sunderland.
Dia pun sangat dicintai oleh fans Sunderland. Bahkan, Lowery sempat disambut bak tamu penting dan mendapat kesempatan untuk mendampingi pemain favoritnya, yakni striker gaek Jermain Defoe yang akhirnya pindah ke Bournemouth pada musim panas lalu.
3. Billy Sharp Mendedikasikan untuk Mendiang sang Anak
Penyerang berkebangsaan Inggris, Billy Sharp mencetak gol untuk Doncaster Rovers dalam laga Divisi Championship (kasta kedua di Inggris) kontra Middlesbrough pada Oktober 2011. Namun, sang pemain malah menangis dan terlihat amat sedih. Apa pasal?
(Sumber: Youtube / kitchDRFC96)
Rekan-rekan Sharp sendiri sibuk memeluk Sharp, juga dengan mata berkaca-kaca. Dan sekira 9.000 penonton yang memadati Keepmoat Stadium pun kompak memberikan applaus sambil coba menahan keharuan.
Ternyata, dua hari sebelum laga tersebut, bayi laki-laki Sharp yang bernama Luey Jacob Sharp, meninggal dunia. Sharp pun mendedikasikan golnya ini untuk sang anak.
Meski diselimuti rasa duka, Sharp sendiri memang tetap ngotot ingin tampil di laga ini. Selain karena berperan sebagai kapten timnya, ia pun punya tekad bikin gol untuk sang anak. Tekadnya tercapai ketika ia mencetak gol pada menit 14.
Dengan penuh emosi, Sharp pun langsung menghadap ke arah penonton. Ia membuka kostum, dan kemudian menunjukkan tulisan di kaus dalamnya yang bertuliskan "That's for you, Son".
Ada pengecualian juga untuk partai sarat emosional ini. Biasanya, wasit memberikan kartu kuning jika ada pemain yang melakukan selebrasi berlebihan, termasuk juga jika membuka jersey.
Namun, kali ini wasit Darren Deadmen memberikan toleransi luar biasa. Ia membiarkan Sharp membuka kostum, memperlihatkan tulisan di kaus dalamnya, dan membiarkan Sharp menikmati momen tersebut tanpa menghukum sang pemain.
4. Bocah Kolombia Membuat Radamel Falcao Terharu
Pada awal 2014, Radamel Falcao diragukan untuk tampil membela Timnas Kolombia di Piala Dunia 2014 Brasil. Ini lantaran bomber berjuluk El Tigre itu mengalami cedera ligamen parah saat memperkuat AS Monaco di Liga Prancis.
Meski masih menjalani terapi agar mempercepat penyembuhan lututnya di kota Madrid, Falcao masih menyempatkan diri bertemu penggermarnya.
Bocah asal Bogota, Kolombia yang akhirnya berhasil bertemu dengannya memang bukan sembarangan, melainkan fan berat yang memiliki lebih dari 130 foto dan kliping koran terkait Falcao terpajang di dinding kamarnya.
Berkat bantuan Revel Foundation, bocah 13 tahun bernama Michael Steven tersebut akhirnya meledak tangisnya saat bertemu langsung dengan sang idola. Kerasnya tangis tersebut sempat membuat heran anak-anak lain yang memang juga berkesempatan bertemu dengan El Tigre.
Pada akhir pertemuan tersebut, Steven juga sempat memegang lutut Falcao sambil mendoakan agar dirinya dapat sembuh dengan cepat. Steven berharap agar di Piala Dunia nanti, negaranya Kolombia dapat diperkuat sang bomber.
Falcao sendiri lantas terlihat amat terharu mendengar celotehan sang bocah dan terlihat berusaha keras untuk menahan tangisnya.
Falcao sendiri akhirnya harus absen dari gemerlap Piala Dunia setelah ia menolak untuk pergi ke Brasil lantaran merasa tidak fit dan hanya akan menjadi beban bagi rekan-rekan setimnya. Ya, ini murni keputusannya, sebagaimana sang bomber sejatinya telah masuk dalam preliminary squad pilihan pelatih Jose Pekerman.
5. Appie Nouri Kolaps di Lapangan
Awan kelam menaungi klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam pada Juli 2017. Pasalnya, salah satu bintang muda mereka, Abdelhak Nouri berada dalam kondisi kritis.
Nouri yang baru berusia 20 tahun itu mengalami serangan jantung saat membela Ajax pada laga pramusim jelang musim 2017-2018 kontra Werder Bremen di Lindenstadion, Eisenstadt, Austria.
Gelandang yang juga fasih bermain sebagai winger itu pun kolaps di tengah lapangan saat laga memasuki menit ke-80. Sempat cukup lama mendapatkan treatment dari tim medis Ajax, Nouri akhirnya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma dengan menggunakan helikopter.
Pada awalnya, Ajax mengabarkan bahwa Nouri dalam kondisi stabil, membantah isu yang menyebut pemain Timnas Belanda U-19 keturunan Maroko itu mengalami masalah pada otaknya.
Akan tetapi, kondisi Nouri semakin memburuk. Ajax kemudian mengumumkan via Twitter resmi mereka, bahwasanya pemain yang akrab disapa Appie itu telah didiagnosis mengalami kerusakan otak permanen. Kerusakan ini amat serius dan sulit untuk disembuhkan.
Usut punya usut, penyebab buruknya keadaan Nouri adalah karena kurangnya asupan oksigen ke otak saat ia mengalami kejadian nahas tersebut. Nouri sendiri sampai sekarang masih menjalani perawatan intensif dan terapi, sebagaimana bisa dipastikan kalau ia tak lagi bisa bermain dan harus pensiun dini dari dunia sepakbola.
Sebagai informasi, Nouri telah melakoni debut bersama tim utama Ajax di musim lalu, meski ia menghabiskan sebagaian besar musim 2016-2017 bersama Jong Ajax (tim muda atau tim reserves Ajax) yang berlaga di Eerste Divisie, yang merupakan kompetisi kasta kedua Belanda di bawah Eredivisie.
Hebatnya, Nouri terpilih sebagai pemain terbaik Eerste Divisie musim 2016-2017! Ini jelas merupakan bukti nyata bahwa Nouri memang merupakan salah satu pemain muda berbakat yang dimiliki Belanda. Sangat disayangkan memang.