chatwithamelia.xyz - Timnas Inggris akan menantang Timnas Italia di laga final Euro 2020. Jika menilik rekor pertemuan, Gli Azzurri diunggulkan di babak ini. Meski begitu, The Three Lions punya sederet modal dan alasan untuk membungkam lawannya tersebut.
Final Euro 2020 sudah di depan mata dan akan mempertemukan dua negara sepak bola terbesar di benua biru yakni Italia dan Inggris.
Keduanya akan berebut status menjadi negara sepak bola terbaik di Eropa, setidaknya untuk empat tahun ke depan hingga digelarnya Euro 2024.
Baca Juga: Kisah Ronald Fagundez, Eks PSM Makassar yang Kini Buka Bisnis Roti
Di atas kertas, Italia jauh diunggulkan dari Inggris mengingat catatan gemilang anak asuh Roberto Mancini sejak kualifikasi hingga putaran final Euro 2020.
Hingga babak final Euro 2020, Italia belum terkalahkan. Bahkan hebatnya lagi, Gli Azzurri memegang status tak terkalahkan dalam 33 laga terakhirnya.
Catatan mentereng Italia ini sejatinya mampu disamai Inggris, setidaknya sejak babak grup hingga partai final Euro 2020.
Baca Juga: 5 Potret Cantik Kate Kane, Kekasih Harry Kane dan WAGs Terpopuler Inggris
Inggris berstatus tak terkalahkan dan bahkan hanya kebobolan satu gol saja dalam enam laga, berbeda dengan Italia yang telah kebobobolan tiga gol hingga partai final.
Meski Inggris mampu menyamai atau mengungguli Italia, tetap saja pecinta sepak bola banyak yang mendukung Gli Azzurri. Apalagi mengingat rekor pertemuan keduanya di turnamen akbar.
Dalam empat pertemuan di turnamen akbar, Italia selalu mengalahkan Inggris yakni di Euro 1980, Piala Dunia 1990, Euro 2012, dan Piala Dunia 2014.
Baca Juga: 5 Alasan Brasil Bisa Kalah dari Argentina di Final Copa America 2021
Berkaca pada sejarah, Inggris tak punya modal berharga jelang melawan Italia di final Euro 2020. Namun, The Three Lions setidaknya punya alasan untuk bisa menjungkalkan Gli Azzurri. Apa saja alasan itu?
1. Kokohnya Lini Belakang
Seperti yang telah disebutkan di atas, sejak babak grup hingga memasuki final Euro 2020, Inggris baru kebobolan satu gol saja.
Baca Juga: Profil Gilang Widya Pramana, Crazy Rich Malang yang Jadi Presiden Arema FC
Padahal sepanjang perjalanannya ke final, anak asuh Gareth Southgate menghadapi tim-tim yang di atas kertas bertaji seperti Jerman, Ukraina, Ceko, Denmark, Kroasia, dan Skotlandia.
Dari enam negara yang dihadapi itu, gawang Jordan Pickford hanya dibobol sekali yakni kala melawan Denmark.
yang masuk pun dibuat dari skema bola mati. Secara tidak langsung, sulit untuk menjebol gawang Inggris lewat skema Open Play.
Pertahanan kokoh Inggris sendiri tak lepas dari taktik Southgate yang memainkan enam pemain bertipe bertahan yakni empat bek dan dua gelandang jangkar.
Dengan modal pertahanan solid inilah, Inggris bisa menundukkan Italia, yang jelang final Euro 2020, mengalami kemandulan di sektor depan.
Laga final Euro 2020 ini akan digelar di Stadion Wembley, London, yang tak lain markas utama tim nasional Inggris kala berlaga.
Bermain di kandang sendiri memberikan Inggris keunggulan. Apalagi, puluhan ribu pendukungnya dipastikan menonton dan memberikan dukungan secara langsung.
Entah benar atau tidak, para pendukung Inggris bisa saja mengintimidasi mental para pemain Italia nanti.
Apalagi mengingat gaya mendukung suporter Inggris yang penuh chants-chants dan teriakan yang bisa membuat lawan ciut nyali.
3. Mulai Tajamnya Harry Kane
Keberhasilan Inggris ke final tak hanya karena solidnya pertahanan, namun juga karena ketajaman lini depan yang dipimpin Harry Kane.
Saat fase grup, Harry Kane dicemooh karena urung mencetak gol. Akan tetapi, sejak babak 16 besar kran golnya tak terhenti.
Bahkan ia hanya membutuhkan dua gol lagi untuk menyabet gelar top skorer Euro 2020 yang kemungkinan diperoleh Cristiano Ronaldo.
Ketajaman Harry Kane juga karena dukungan dari lini kedua seperti Raheem Sterling, Jack Grealish, Mason Mount, Jadon Sancho, Phil Foden dan Bukayo Saka.
Mengingat tengah menanjaknya performa para penyokongnya, Harry Kane bisa menjadi ancaman nyata yang bisa membuat Italia terjungkal di babak final.