chatwithamelia.xyz - Mantan pemain Timnas Indonesia Firman Utina bicara soal naturalisasi yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Diketahui, beberapa waktu lalu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah mengumumkan empat calon pemain naturalisasi baru untuk Timnas.
Sebelum Erick Thohir memimpin PSSI, Iwan Bule pada waktu itu menjadi Ketua Umum, merekrut lima pemain keturunan untuk dinaturalisasi, atas rekomendasi dari pelatih Timnas Indonesia.
Alhasil kebijakan yang diambil Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia dan PSSI, mengundang kontroversi. Karena sebagian publik pecinta sepak bola dan Pengamat menilai kurang cocok.
Baca Juga: Pelatih Dewa United Kecewa Berat usai Dibantai Persib: Hari Paling Gelap!
Menanggapi fenomena yang terjadi saat ini perihal naturalisasi pemain Timnas, Firman Utina yang dulu juga bermain untuk Pasukan Garuda, berkomentar.
Menurut Firman Utina tidak masalah terkait adanya pemain naturalisasi di Timnas, seperti dikutip dari kanal YouTube Mahardika Entertainment, Senin, (27/11). Karena sejatinya, setelah dinaturalisasi mereka adalah Warga Negeri Indonesia.
Baca Juga: Kabar Persib Merekrut Kiper Asing Tuai Pro dan Kontra, Teja Diprediksikan Dipanggil Timnas
Namun, Firman menanyakan sampai kapan pakai naturalisasi, apabila ada potensi dari pemain lokal yang bisa lampauinya.
"Kalau memang pemain lokal itu potensinya lebih dari naturalisasi, kenapa harus mencari naturalisasi?" katanya.
Baca Juga: Derby Jatim: Link Live Streaming Arema FC vs Persik Kediri Pertandingan Liga 1 Pekan 20
Menurut Firman, tidak selamanya PSSI terus mengandalkan naturalisasi, karena di pembinaan lokal ada Elite Pro sebagai wadah masa depan pemain muda.
"Terus kan tidak selamanya kita harus mencari naturalisasi, kita ini kan punya pembinaan Elite Pro, punya Suratin masa kita tidak bisa mendapatkan pesepak bola dengan baik, pemain muda yang dari siti yakan," imbuhnya.
Pemain yang dulu bermain sebagai gelandang di Timnas juga memberi contoh, bahwa negara seperti Singapura pernah mengandalkan naturalisasi tapi pada akhirnya balik ke potensi lokal.
"Singapura, pernah membuat hal itu juga, tapi itu tidak berlaku lama hanya 2-3 tahun setelah itu mereka lepas pemain ini, karena sudah bisa membawa pemain lokal menggantikan posisi mereka," tambahnya.